Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Jarang Dipakai Warga, Parkir Meter di Bekasi Diganti "Jukir.co"

Kompas.com - 29/05/2017, 15:18 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan bahwa saat ini parkir meter tidak lagi digunakan di sejumlah titik di Kota Bekasi. Parkir meter tersebut diganti dengan sistem Jukir.co.

“Iya itu (Jukir.co) bagian dari pengelolanya tetap (sama) yang dulu parkir meter. Cuma memang mesin parkir meter jarang dipakai oleh masyarakat, makanya daripada di situ istilahnya enggak ketarik, dari pengelola mungkin mengeluarkan sistem dengan jukir itu,” ujar Yayan kepada Kompas.com saat dihubungi, Senin (29/5/2017).

(Baca juga: Wakil Wali Kota Bekasi: Kita Akan Perbaiki Parkir Meter di Kota Bekasi)

Dia mengatakan, melalui Jukir.co, biaya parkir ditarik oleh petugas. Dengan demikian, warga tidak perlu mendatangi mesin parkir jika ingin membayar biaya parkir. 

Nantinya, petugas yang akan memasukkan data kendaraan melalui aplikasi di ponsel. Setelah itu, akan keluar resi yang berisi data mengenai biaya parkir.

Ketika pengendara selesai parkir, seorang juru parkir akan datang menghampirinya dan memberikan resi parkir dengan nominal yang harus dibayarkan.

Adapun petugas yang ditugasi menjaga mesin parkir ini berada di bawah Dishub Kota Bekasi. Mereka mendapatkan pembayaran dengan sistem bagi hasil.

Pantauan Kompas.com, salah satu daerah yang sebelumnya menggunakan parkir meter dan saat ini menggunakan Jukir.co adalah di Jalan Taman Galaxy Raya.

Sepanjang jalan tersebut, tampak mesin-mesin parkir meter yang tidak digunakan lagi. Ada sembilan mesin parkir meter yang kini nasibnya tidak jelas. Pada mesin-mesin itu terdapat tulisan “Not in service, use an alternative machine”.

(Baca juga: Penerapan Parkir Meter di Jakarta Dinilai Masih Setengah Hati)

Ketika parkir di sepanjang jalan tersebut, nantinya akan ada juru parkir yang menghampiri.

Namun, saat Kompas.com menemui salah satu petugas Jukir.co, dia mengatakan, terkadang sistem ini berjalan tidak lancar sehingga mengganggu aktivitas pembayaran parkir.

Sementara itu, menurut Yayan, sistem Jukir.co ini sudah diterapkan sejak satu bulan lalu. Hal yang terpenting bagi Yayan adalah tidak ada retribusi parkir yang lolos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com