Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Narkoba Flakka: Tak Kenal Diri Sendiri hingga seperti Kesetanan

Kompas.com - 30/05/2017, 12:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pemberantasan BNN Provinsi DKI Jakarta Maria Sorlury menjelaskan seputar narkoba flakka yang videonya ramai beredar di media sosial, belakangan ini.

Dalam video yang beredar, pemakai narkoba flakka nampak tidak sadarkan diri, bergerak secara tidak beraturan, bahkan dapat menyerang orang tanpa alasan.

"Narkoba flakka ini asalnya dari Amerika dan Argentina," kata Maria saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/5/2017).

Maria mengungkapkan, bentuk narkoba flakka mirip dengan tembakau gorila yang sebelumnya sempat beredar di Indonesia. Bentuknya berupa tembakau yang dicampur dengan cairan kimia tertentu.

Baca: Apakah Narkoba Jenis Baru Flakka Sudah Masuk Indonesia? Ini Kata Buwas

Meski secara tampilan memiliki kesamaan dengan tembakau gorila, narkoba flakka disebut Maria punya efek yang lebih berat. Bahkan, jenis narkoba flakka masuk dalam kategori narkotika golongan satu.

"Dampak flakka membuat orang itu tidak sadar, dia tidak mengenal dirinya. Orang yang pakai seakan-akan seperti kesetanan," tutur Maria.

Maria mencontohkan, pemakai narkoba flakka bisa sampai menabrak apapun yang ada di depannya jika sedang membawa kendaraan.

Pengguna narkoba flakka yang sampai menabrak itu juga tidak punya ketakutan jika dirinya bakal mati.

"Pemakainya bisa merasa diri paling jagoan, itu bentuk halusinasi tingkat tinggi," ujar dia.

Baca: Flakka, Narkoba Jenis Baru yang Lebih Berbahaya dari Kokain!

Sebelumnya, Kepala BNN Budi Waseso menuturkan pihaknya belum bisa memastikan apakah narkoba flakka sudah masuk ke Indonesia.

Hal itu dikarenakan ada sekitar 800 narkoba jenis baru yang kini tengah beredar di seluruh dunia. Dari jumlah 800 narkoba jenis baru itu, 65 di antaranya sudah terdeteksi masuk ke Indonesia.

Dia juga belum bisa memastikan apakah ada flakka di antara 65 narkoba jenis baru yang masuk ke Indonesia.

Pasalnya, nama sebuah jenis barang haram bisa jadi berubah ketika memasuki negara lainnya.

Namun, Budi mengatakan bahwa ada beberapa di antara 65 narkoba jenis baru itu yang efeknya mirip dengan flakka. BNN masih meneliti narkoba jenis baru tersebut.

Kompas TV Pengedar & Pemakai Ditangkap, Ribuan Pil Trihex Disita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com