Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Byuurrr... Berebut Bebek di Sungai Cisadane

Kompas.com - 31/05/2017, 18:46 WIB

Satu... dua... tiga... byuuuur.... Sejumlah bebek terbang di udara dan kemudian jatuh ke Sungai Cisadane, Selasa (30/5/2017). Bebek-bebek tersebut dilepas Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah bersama rombongan di tengah sungai yang membatasi wilayah Eretan, Kecamatan Karawaci, dan Sukasari, Kecamatan Tangerang, itu.

Hanya dalam hitungan detik setelah bebek-bebek dilepas, secara serempak puluhan lelaki muda yang bertelanjang dada melompat dari perahu ke sungai. Mereka berebut menangkap bebek-bebek tersebut.

Panitia penyelenggara dari Perkumpulan Keagamaan dan Sosial Boen Tek Bio di Pasar Lama, Kota Tangerang, juga melepas bebek-bebek ke sungai itu. Suasana di sungai makin semarak karena warga berebutan mendapatkan bebek sebanyak-banyaknya.

"Ada 100 bebek yang dilepaskan ke sungai. Setiap leher bebek tersebut bergantung nomor. Hadiahnya sesuai dengan nomor yang digantung pada leher bebek tersebut," kata juru bicara dari Panitia Penyelenggara Peh Cun Boen Tek Bio.

Wajah Kota Tangerang, terutama di Jalan Kali Pasir, mulai dari bantaran Sungai Cisadane sampai dalam daerah aliran sungai itu, berbeda dengan kesehariannya. Saat itu, warga Tionghoa dan keturunannya menggelar Pecun (disebut juga Pek Cun atau Peh Cun dalam dialek Betawi).

Tradisi merengkuh dayung atau mendayung perahu ini merupakan penghormatan kepada Khut Gwan (Qu Yuan), Perdana Menteri Negeri Chu yang bijaksana dan menjunjung tinggi kesetiaan, kebijaksanaan, dan kejujuran.

Telur berdiri

Ketua Panitia Perayaan Peh Cun Kota Tangerang WS Rudi Guna Wijaya mengatakan, Peh Cun dimeriahkan dengan berbagai tradisi, di antaranya musik gambang keromong.

Dalam rangkaian kegiatan Peh Cun, warga keturunan Tionghoa berlomba-lomba membuat telur berdiri tegak. Selama dua jam, dari pukul 11.00-13.00, telur bisa berdiri tegak karena daya tarik-menarik matahari dan bumi. Posisi matahari berada pada titik kulminasi terdekat dengan bumi sehingga pengaruh gravitasi matahari terhadap bumi lebih kuat.

Peh Cun di Kota Tangerang diawali dengan pencucian perahu kuno berusia 200 tahun di Kuil Karawaci (Tanah Gope), Senin (29/5) tengah malam hingga Selasa dini hari. Selanjutnya, dilakukan persembahyangan, tabur bunga dalam sungai, dan melepas merpati. Prosesi selanjutnya adalah melempar bebek dan menangkapnya, mendirikan telur, serta membakar perahu naga yang berisi tumpukan bacang.

Duan Wu

Kemarin, Wihara Dhanagun di Jalan Suryakencana, Bogor Tengah, Kota Bogor, merayakan Duan Wu, bukan Peh Cun, karena tidak ada lomba perahu naga, ciri khas Peh Cun.

Seperti Peh Cun. Duan Wu juga diperingati pada hari yang sama untuk menghormati Tuhan pengatur alam semesta.

"Jie Duan Wu atau perayaan Duan Wu rutin kami lakukan setiap tanggal 5 bulan 5 sesuai dengan kalender China," kata Kusuma (65), petugas wihara tersebut.

Kemarin, perayaan itu dibuka dengan doa bersama yang dipimpin Andre Harsono secara tata cara Khonghucu. Doa dipanjatkan kepada Thien atau Tuhan Yang Maha Esa, yang menguasai dan mengatur dunia.

Kusuma menjelaskan, bukti nyata akan kuasa Tuhan itu berupa pada pukul 12.00 tanggal 5 bulan 5 ini telur bisa berdiri ka- rena saat itu letak matahari tegak lurus dengan gravitasi bumi.

Adapun hidangan bacang menjadi ciri khas Duan Wu ini karena pada zaman dulu warga harus siap dengan bahan makanan yang tahan lama. Dengan pengolahan dan penyimpanan yang benar, menurut Kusuma, bacang bisa disimpan dua-tiga hari tanpa rusak.

(Pingkan Elita Dundu/Ratih P Sudarsono)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Mei 2017, di halaman 27 dengan judul "Byuurrr... Berebut Bebek di Sungai Cisadane".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com