JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Corporate Communications PT Kereta Api Indonesia Agus Komarudin menyampaikan, target operasional kereta Bandara Soekarno-Hatta mundur, dari semula pertengahan 2017 menjadi September 2017.
Menurut dia, target operasional kereta bandara ini mundur karena masih ada warga atau pedagang yang menduduki sejumlah kawasan yang telah dibebaskan untuk pembangunan proyek tersebut.
"Rencana operasi kereta Bandara Soekarno-Hatta jadi bulan September 2017. Pembebasan lahan dan pembayaran sudah rampung semua, tetapi masih ada yang belum meninggalkan lokasi, seperti parkir, tempat ibadah, sekolahan," kata Agus melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2017).
(Baca juga: Operator Kereta Bandara Soekarno-Hatta Jamin Tak Ada Penumpang Berdiri)
Ia mengatakan, warga yang masih bertahan ini belum memiliki lokasi baru. Berdasarkan aturan yang berlaku, penyediaan tempat baru atau lokasi relokasi dari pembebasan lahan untuk kereta bandara ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat.
"Yang jelas, PT KAI tidak memberikan relokasi karena sudah memberikan ganti rugi," kata Agus.
Pihak PT KAI telah membebaskan lahan untuk keperluan layanan kereta bandara, mulai dari kawasan Batu Ceper sampai ke Bandara Soekarno-Hatta.
Area yang telah dibebaskan ini sepanjang 12,1 kilometer dan proses pembayaran atas pembebasan lahan dipastikan telah rampung.
(Baca juga: Kereta Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Transaksi Non-Tunai)
Rute yang telah ditetapkan PT KAI Daerah Operasional 1 Jakarta untuk layanan kereta bandara adalah dari Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
Tarif yang akan dipatok untuk layanan kereta bandara masih belum final. Namun, tarif kereta bandara diperkirakan antara Rp 100.000 sampai Rp 150.000.