Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Para Tunanetra Membuat Al Quran Braille

Kompas.com - 02/06/2017, 09:05 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

Proses menginput data untuk Al Quran braille baru rampung sekitar tahun 2000, setelah dikerjakan sejak 1994.

Input data secara komputerisasi dilakukan guna mempermudah proses pencetakannya nanti. Untuk pertama kalinya, mereka meluncurkan Al Quran braille dalam sebuah acara di Universitas Islam As-Syafiiyah di kawasan Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, tahun 2000.

Di acara itu pula, diadakan penggalangan dana agar proses produksi Al Quran braille bisa dilakukan dalam jumlah besar.

Mimpi untuk memproduksi secara massal bukan tanpa tantangan. Dana yang dibutuhkan sangat tidak sedikit.

Baca: PKPU Bagikan Al Quran Braille untuk Kalangan Tunanetra

Pihak yayasan saat itu sangat mengandalkan bantuan dari masyarakat yang ingin menyumbang dana dan mewakafkan Al Quran braille bagi umat Islam lainnya yang memiliki keterbatasan dalam melihat.

"Tahun 2010 itu, kami sama sekali belum punya SDM (sumber daya manusia). Masalah pendanaan juga minim sekali, setelah input data pun, kami belum bisa langsung print," ujar Budi.

Sebagai gambaran, hasil produksi Al Quran braille dikemas dalam ukuran kecil dan sedang. Al Quran braille ukuran kecil satu jilid hanya memuat satu juz tanpa terjemahan.

Sedangkan Al Quran ukuran sedangnya sama-sama berisi satu juz, tapi dilengkapi dengan terjemahan. Sehingga, untuk satu set Al Quran braille lengkap yang memuat 30 juz, saat ditumpuk, setara dengan dua kardus berukuran besar.

Harganya pun tidak murah, yakni Rp 1 juta untuk Al Quran ukuran kecil dan Rp 1,7 juta untuk yang berukuran sedang.

Meski banyak kendala, para tunanetra tidak mudah menyerah. Sedikit demi sedikit, perlengkapan dan hal lainnya terpenuhi hingga mereka bisa memproduksi Al Quran braille dengan format dan standar yang diakui oleh Kementerian Agama.

"Al Quran braille kami sudah diakui di Indonesia karena kami memiliki tashih dari Departemen Agama. Tashih semacam surat keterangan atau keputusan bahwa ini memang legal," ucap Budi.

Belakangan, Al Quran braille produksi Yayasan Raudlatul Makfufin dijadikan patokan bagi pihak lain yang hendak memproduksi Al Quran braille di Indonesia.

Mereka yang baru mau merintis produksi Al Quran braille disarankan untuk mengikuti format dan master dari yayasan ini.

"Kami juga sudah pernah ikut konferensi Al Quran braille Intenasional di Turki. Dua kali ikut di sana, lalu ikut lagi yang di Malaysia. Kami cuma mau lihat, apakah Quran braille di dunia sama dengan yang kita di Indonesia," sebut Budi.

Yayasan Raudlatul Makfufin kini terus memproduksi Al Quran braille dengan rata-rata permintaan dari individu, kelompok masyarakat, hingga pesanan dari perusahaan dalam dan luar negeri.

Selain membuat Al Quran braille, yayasan ini turut mengajar para tunanetra untuk memahami tulisan braille dan mengutus mereka yang pernah diajar untuk berbagi ilmu serupa ke daerah-daerah lain di pelosok Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com