Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Siap Bikin "Safe House" untuk Korban Persekusi

Kompas.com - 02/06/2017, 14:48 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan rumah aman atau "safe house" bagi korban persekusi jika diperlukan.

Djarot menyebut rumah paling aman untuk korban salah satunya adalah kantor-kantor pemerintahan.

"Kalau perlu kami bisa bantu untuk bikin safe house. Safe house yang paling baik di mana? Ya di kantor pemerintah, atau di kantor polisi sekalian, atau di kantor TNI," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/6/2017).

(Baca juga: Kapolda Metro Jaya: Korban Persekusi Kami Evakuasi, Kami Lindungi )

Menurut Djarot, usulan terkait safe house di DKI Jakarta sudah lama dibicarakan. Saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, pembicaraan soal safe house juga sudah dilakukan.

Safe house tersebut, kata Djarot, juga bisa digunakan untuk korban lainnya yang mengalami kekerasan.

"Bukan hanya untuk masalah ini saja, tetapi juga masalah KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) misalnya, apa pun. Kami sudah bicarakan lama dengan Pak Ahok untuk bikin safe house seperti ini," kata dia.

Tak hanya itu, Djarot menyebut Pemprov DKI Jakarta bersedia membantu memfasilitasi polisi atau TNI pembangunan safe house diperlukan di markas polisi atau TNI.

"Kami bisa bantu bangun di asrama polisi, malah bagus ini. Bangun saja, kami bisa bantu di sana atau di asramanya TNI. Satu rumah atau dua rumah, aman begitu," ucap Djarot.

Tindakan persekusi dinilai makin marak belakangan ini. Peristiwa terbaru adalah persekusi terhadap seorang remaja asal Cipinang, Jakarta Timur, berinisial M (15).

M dianggap menghina pimpinan organisasi masyarakat tertentu melalui media sosialnya. Anggota ormas yang tak terima pimpinannya dihina itu pun menangkap remaja tersebut dan menginterogasinya.

Tak hanya mendapat kekerasan secara verbal, remaja itu mendapat pukulan di bagian wajah.

Kini M dan keluarganya ditempatkan di safe house yang sudah disiapkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya agar tidak lagi diintimidasi.

Safe house seperti ini sudah pernah digagas Polda Metro Jaya sebelumnya dengan nama "Tempat Aman Anak" pada 2015 saat maraknya pelecehan seksual terhadap anak.

(Baca juga: Lulung: Benar Enggak Persekusi Dilakukan oleh Ormas? )

Program tersebut untuk memberikan rasa aman anak saat mereka merasa dalam keadaan terancam.

Anak-anak yang mendapat kekerasan atau dalam keadaan terancam juga dapat masuk ke dalam tempat yang ditempeli stiker "Tempat Aman Anak" tersebut.

Kompas TV Polda Metro Jaya Tangkap 3 Terduga Pelaku Intimidasi Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com