JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 45 tahun, Gereja GMIST Mahanaim dan Masjid Al Muqarrabien di Jakarta Utara sudah saling berdampingan. Rumah ibadah yang terletak di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara ini tetap menjaga keberagaman serta toleransi beragama sampai saat ini.
Kedua rumah ibadah ini hanya dipisahkan sebuah tembok dengan panjang sekitar 6-7 meter dan tinggi tembok sekitar 2 meter. Dengan tinggi pembatas tembok tersebut, antar jemaat gereja dan jamaah masjid bisa saling bercengkrama.
Namun, sebenarnya pembatas tersebut hanya berada di halaman saja. Jika dilihat lebih detail, antar bangunan gereja dan masjid terdapat sebuah ruang sempit yang cukup panjang. Ruang ini tak dibangun pembatas.
Lalu bagaimana kerukunan serta toleransi antar pengurus gereja dan masjid tersebut masih bisa terjaga hingga saat ini?
"Kami sudah berdampingan kurang lebih 45 tahun. Kami ikuti ajaran kami yaitu islam, lakum dinukum waliyadin. Islam punya toleransi yang tinggi," ujar Akbar saat ditemui Kompas.com di Masjid Al Muqarrabien, Senin (5/6/2017).
Akbar menyampaikan, menjaga situasi tetap kondusif memang bukan perkara mudah. Baik pihak masjid maupun gereja memang harus tanggap ketika ada isu miring soal agama. Ia menceritakan beberapa tahun lalu ketika ada isu SARA, situasi di kawasan itu memang sempat memanas.
Namun, dengan segera kedua pihak memberikan pengertian kepada masyarakat. Akhirnya isu tersebut bisa diredam.
Akbar menjelaskan toleransi yang terjadi saat ini tak terlepas dari pesan ayahnya yang juga merupakan pendiri masjid, Abdul Azis Hali. Ayahnya, kata Akbar berpesan agar toleransi beragama tetap terus dijaga dan terus diturunkan ke generasi selanjutnya.
Dari sisi kegiatan, pengurus masjid juga memperbolehkan jemaat gereja untuk memarkirkan kendaraannya jika di lahan parkir gereja tak bisa lagi menampung kendaraan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan