Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRT di Singapura dan Budaya Tertib

Kompas.com - 07/06/2017, 09:29 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com -
Transportasi publik seperti mass rapid transit (MRT) bukan barang baru lagi di negara seperti Singapura. Sebagian besar penduduk lokal maupun wisatawan terlihat ramai menggunakan moda transportasi tersebut untuk bepergian ke berbagai tempat, baik yang dekat maupun jauh.

Meski begitu, lancarnya MRT di Singapura tidak hanya karena teknologi, infrastruktur yang memadai, serta dukungan serius dari pemerintahnya. Hal lain juga memengarugi seperti budaya dan kebiasaan masyarakat yang turut mendukung kelancaran dan kenyamanan MRT.

Xin Li (35), seorang warga Singapura, menjelaskan setiap berdiri di eskalator atau tangga berjalan lainnya harus memberi ruang kosong di sebelah kanan. Hal itu dilakukan agar orang lain yang sedang terburu-buru bisa lewat mendahului.

"Kalau lagi tidak buru-buru, berdiri di pinggir sebelah kiri. Kasih kesempatan buat yang buru-buru untuk jalan," kata Li, kepada Kompas.com, pada Senin (5/6/2017).

(baca: Jika MRT Jakarta Mau seperti di Hongkong, Ada 3 Hal Harus Dilakukan)

Dengan kebiasaan seperti itu, maka tidak heran jika diperhatikan bagian kanan di tiap tangga berjalan selalu kosong. Dan tidak hanya mereka yang muda, beberapa orang lanjut usia pun nampak beberapa kali menyalip penumpang lainnya di jalur kanan itu.

"Warga di sini senang sekali jalan. Jalan itu olahraga paling murah," tutur Li.

(baca: Pengerjaan MRT Jakarta Sudah Lebih dari 70 Persen)

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Kebiasaan warga Singapura yang memberi ruang kosong di sebelah kanan tangga berjalan bagi orang yang sedang terburu-buru. Foto diambil pada Senin (5/6/2017).

(baca: Jika MRT Jakarta Mau seperti di Hongkong, Ada 3 Hal Harus Dilakukan)

Budaya lain adalah saat menunggu MRT, baik ketika keluar maupun masuk. Ada tanda kotak bergaris di lantai depan masing-masing pintu masuk MRT. Kotak di lantai itu berukuran cukup besar, bisa dibilang sebesar pintu masuk MRT.

Fungsi kotak tersebut adalah memberi ruang bagi penumpang yang hendak keluar, sehingga penumpang yang baru mau masuk harus antre di luar kotak bergaris. Menurut Li, warga Indonesia yang baru membangun MRT bisa mengaplikasikan kebiasaan-kebiasaan seperti di Singapura.

Sehingga, penumpang bisa nyaman dan tetap teratur meski sedang dalam kondisi padat. Layanan MRT di Singapura terletak di bawah tanah, dengan akses menuju stasiun-stasiun MRT yang terintegrasi dengan gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan.

Untuk menuju satu stasiun ke stasiun lainnya hanya butuh waktu beberapa menit.

Kompas TV Tak Ada Hambatan untuk Penyelesaian MRT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com