Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geng Motor Meresahkan, Warga Pilih Menghindar

Kompas.com - 09/06/2017, 19:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kabar sepak terjang geng motor, sekumpulan remaja bersepeda motor yang kerap melakukan kekerasan di jalanan, membuat sebagian warga menyiasati keadaan. Warga, misalnya, mengubah jadwal ke pasar selepas pukul 05.00, di luar waktu geng motor beraksi.

Sikap warga itu, antara lain, ditunjukkan oleh mereka yang tinggal di Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Di kawasan ini, warga dikejutkan dengan penangkapan dua anggota geng motor yang juga memproduksi senjata tajam dan memasarkannya di antara anggota geng.

Narno (38), pedagang mi ayam di lokasi itu, Rabu (7/6), mengatakan, setiap hari melihat anak- anak remaja nongkrong di warung yang buka hingga tengah malam.

Ia menyebutkan, selama ini, mereka bersikap baik dan tidak pernah mengganggu. Mereka hanya merokok dan minum kopi.

"Jadi kaget, ternyata ada yang ditangkap. Kami tidak kenal anak-anak itu, tetapi kami berharap geng-geng motor itu ditindak tegas karena memang sangat meresahkan," katanya.

Ia mengatakan, kabar mengenai geng-geng motor yang beroperasi di Kota Depok tiba-tiba membacok dan melukai orang yang melintas meresahkan banyak orang. Ia dan istrinya beberapa minggu terakhir tidak lagi berani belanja ke pasar pukul 03.00. Demikian juga para pedagang sayur atau pedagang makanan yang lain. Saat ini, rata-rata mereka belanja ke pasar selepas pukul 05.00.

Hal senada diungkapkan warga setempat, Saaman (45).

"Saya punya anak seusia itu, jadi waswas. Anak saya tidak saya izinkan ke mana-mana sekarang, apalagi keluar malam. Tarawih saja sama saya. Saya takut (anak saya) terpengaruh temannya," tuturnya.

Ditangkap polisi

Di Lapangan Sanca, Sukamaju, sekelompok remaja membentuk geng bernama Sanca Bergoyang. Dua anggotanya tertangkap polisi, Senin (5/6/2017) malam lalu, karena membawa celurit. Diketahui kemudian celurit dibuat dan dijual oleh mereka di kalangan geng-geng motor. Aktivitas ini setidaknya sudah berlangsung empat bulan terakhir.

Salah seorang anak yang beberapa waktu lalu ditangkap Kepolisian Daerah Metro Jaya karena diduga tergabung dalam geng motor Solter 18, TSR (15), baru saja lulus SMP di Depok. Kerabat TSR, Reni (50), mengatakan, keponakannya itu sudah dikembalikan ke rumah.

TSR, kata Reni, hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya di rumah kontrakan. Namun, ketika didatangi, rumah bercat biru itu kosong tak terawat. "Mereka pindah belum lama," ujar Reni.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Depok Ajun Komisaris Teguh Nugroho mengatakan, geng motor lebih banyak berinteraksi di media sosial dengan geng motor yang lain. Melalui media sosial, mereka menawarkan senjata tajam dan mendapat informasi tawuran.

Kepala Bagian Humas Polres Depok Ajun Komisaris Firdaus mengatakan, penindakan terhadap geng motor hanya dapat dilakukan jika mereka terbukti melakukan kejahatan. Ada kasus mereka melukai seseorang, tetapi korban tak mau melapor sehingga polisi tidak dapat menindaklanjuti.

Karena itu, aturan untuk menjerat anggota geng yang kedapatan membawa atau memiliki senjata tajam adalah Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. (UTI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2017, di halaman 15 dengan judul "Warga Pilih Menghindar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com