Semakin hari mengemudi atau berkendara di (hampir) seluruh jalanan Indonesia sungguh merupakan petualangan dan tantangan tersendiri.
Tantangan terbesar adalah para pengendara sepeda motor yang menyemut di jalanan, terutama di Jakarta. Ditambah lagi sekarang semakin banyak mobil dengan low budget yang diistilahkan sebagai LCGC (Low Cost Green Car).
Sesungguhnya istilah LCGC ini sangat menyesatkan karena hanya seolah-olah ‘green’ (yang diidentikkan dengan irit bahan bakar); ya jelas saja karena cc kecil (biasa di kisaran 800cc-1400cc) otomatis konsumsi bahan bakar juga lebih sedikit dengan cc yang lebih besar.
Pengendara motor (hampir) selalu memosisikan dirinya sebagai ‘orang kecil’: sudah susah cari makan dengan berkendara motor, kepanasan, kehujanan, macet, berdebu, bekerja mencari nafkah untuk keluarga.
Sementara pengendara mobil juga tidak kalah parahnya. Entah itu mobil LCGC ataupun mobil mewah sekelas Lexus sekalipun, tabiat dan sepak terjang pengemudi/pengendara mobil tidak lebih baik dibanding pengendara motor.
Tidak pengemudi mobil ataupun pengendara brompit (sepeda motor) kebanyakan di jalan memang sungguh piawai berlalulintas.
Ya maklum sih, lha wong SIM’nya saja bisa dikatakan mayoritas tembakan. Tanpa pengetahuan teori mengemudi dan peraturan lalulintas yang cukup, tapi biasanya 101% pasti lulus ujian teori dan 101% juga lulus ujian praktek dan mendapatkan SIM.
Beginilah seni berkendara di Indonesia…
Beberapa kredo (sesuatu yang diimani) untuk pengendara kendaraan bermotor di jalanan:
Untuk sepeda motor:
Untuk mobil (dan truk, bus, angkot):
Setelah sedikit memahami kredo pengendara di atas, marilah pelajari lebih lanjut ilmu-ilmu di bawah ini:
Pada kondisi A, untuk berbelok ke kiri, saliplah mobil di depan anda dari kanan dan potonglah ke kiri. Demikian sebaliknya, jika ingin berbelok ke kanan, saliplah mobil di depan anda dari kiri dan potonglah ke kanan.
Pada kondisi B, jika mobil di depan anda sudah memberikan tanda belok ke kiri, segeralah gas motor anda lebih kencang, salip dari kiri kemudian potong untuk terus lurus atau potong ke kanan sesuai arah tujuan anda. Jangan takut tersenggol, terserempet atau tertubruk, motor tak akan pernah salah.
Demikian sebaliknya untuk mobil yang ingin berbelok ke kanan.
Pada kondisi C, putar gas motor anda lebih kencang, salip dari depan mobil dan potong untuk kembali ke jalur anda. Sekali lagi jangan takut, motor tak akan pernah salah.
Kepiawaian anda memotong adalah tantangan tersendiri, jika anda tak tersenggol dan pengemudi mobil misuh-misuh, itulah letak kebanggaan akan kepiawaian anda.
Pada kondisi D, anda ingin berbelok ke kanan, langsung saja putar setir ke kanan, ambillah lintasan terpendek untuk mendukung gerakan penghematan bahan bakar, dibandingkan dengan lintasan warna merah yang jarak tempuhnya lebih panjang.
Demikian juga jika anda dari jalan besar, ingin berbelok ke kanan memasuki cluster anda, ambillah jarak tempuh terpendek. Tidak usah pedulikan mobil yang dari dalam, dia harus berhenti memberikan anda jalan.
Kalau tidak mau berhenti, klaksonlah, nyalakan tanda lampu dim untuk minta jalan, bila perlu buka jendela dan makilah.
Perlu selalu diingat, anda adalah raja di jalan, anda adalah pengguna jalan dan yang lain hanyalah pelengkap di jalan.
Anda sudah beli mobil atau motor pakai uang anda sendiri (entah kalau gratifikasi dari mana atau ngembat di mana), bayar pajak kendaraan bermotor, urus SIM juga dengan “dibantu”, pajak jalanan juga bayar, jadi anda punya hak penuh atas apapun mau anda.
Dan inilah hasilnya…