Hal serupa dialami Hafiz Fitriadin (16), teman satu angkatan Cindy yang selalu masuk peringkat 10 besar di kelas.
Ia mendaftar di SMA Negeri 6 Tangsel, tetapi tidak diterima karena nilai UN-nya juga belum diinformasikan. Hafiz, yang juga aktif di organisasi paskibra dan bercita-cita menjadi dokter ini, diminta melunasi tunggakan sekitar Rp 5 juta.
"Saya ingin sekali masuk sekolah negeri supaya biaya orangtua lebih ringan. Ibu saya minta saya tidak usah memikirkan hal itu, tetapi saya terus kepikiran," ujar Hafiz dengan mata berkaca-kaca.
Ayahnya, Tugiono, buruh di sebuah perusahaan swasta. Sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Hafiz merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Tiga kakaknya sudah bekerja dan dua adiknya masih bersekolah di SD dan SMP.
"Kakak-kakak saya kondisinya juga sama. Meskipun sudah lulus SMA, ijazahnya masih ditahan di sekolahnya. Ada satu kakak saya bisa kuliah, yang lain bekerja. Saya ingin sekali bisa kuliah, tapi sekarang mau mendaftar SMA saja sulit," tutur Hafiz di rumah kontrakannya di Jalan Oskar III, RT 003 RW 002 Bambu Apus, Kecamatan Pamulang.
Secara terpisah, Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Ciputat Susanti mengatakan, toleransi banyak diberikan oleh sekolah terkait tunggakan ini.
"Bukan hanya Cindy, ada banyak anak lain yang kondisinya sama. Di angkatan yang lulus ini, tunggakan yang belum dibayarkan kepada sekolah total Rp 28 juta. Dengan terpaksa, ijazah harus kami tahan. Di sini bahkan ada banyak sekali ijazah yang belum diambil bahkan sejak 6 tahun lalu," ungkapnya.
Menurut Susanti, hal serupa terjadi setiap tahun. "Kami terus menyadarkan orangtua bahwa pendidikan anaknya harus diutamakan. Karena itu, komitmen menunaikan kewajiban ke sekolah tak boleh diabaikan."
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan Taryono mengungkapkan, sekolah tidak boleh menahan ijazah anak, apa pun alasannya.
(Amanda Putri N)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Juni 2017, di halaman 28 dengan judul "Ketika Ijazah Ditahan Sekolah".
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan