Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mappi FHUI: Mayoritas Penjahat di Jakarta adalah Laki-laki Berusia Produktif

Kompas.com - 21/06/2017, 19:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi) Fakultas Hukum Universitas Indonesia, menyebutkan rata-rata pelaku kejahatan di Jakarta dapat digambarkan dengan tiga poin utama, yakni laki-laki, berada pada usia produktif, serta merupakan pemain baru atau orang yang belum pernah melakukan tindak kriminal.

"Hasil studi Mappi FHUI menunjukkan, kejahatan di Jakarta dilakukan oleh 89,1 persen laki-laki dan 10,5 persen perempuan," kata anggota MaPPI FHUI, Bestha Inatsan, dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2017) petang.

(baca: Pemudik Diimbau Waspadai Kejahatan Hipnotis )

Data yang dihimpun Mappi FHUI untuk penelitiannya diolah berdasarkan data indeks putusan-putusan perkara Pengadilan Negeri se-DKI Jakarta kurun waktu setahun terakhir. Peneliti di Mappi FHUI turut menyertakan sumber-sumber lain yang dianggap terkait dan dapat menjadi rujukan terhadap penelitian mereka.

Terkait dengan poin berikutnya, Bestha menyebutkan, 90,8 persen pelaku kejahatan di Jakarta adalah mereka yang baru pertama kali tertangkap melakukan tindak kriminal, sedangkan 2,9 persennya merupakan residivis atau mereka yang sudah pernah dihukum untuk kejahatan di masa lampau.

Adapun mengenai usia pelaku kejahatan, paling banyak di rentang usia 15-24 tahun (38,4 persen) khusus untuk kasus pencurian, kemudian pelaku pada usia 25-34 tahun (48 persen) untuk kasus pemerasan dan pengancaman.

"Untuk kasus penganiayaan, mayoritas pelaku berusia 25-34 tahun atau sebanyak 33 persen. Dalam kasus pembunuhan, mayoritas pelaku berusia 15-24 tahun dan 25-34 tahun yang masing-masing sebesar 38,5 persen," tutur Bestha.

Sementara data lain yang berkaitan adalah soal strata pendidikan, dengan mayoritas pelaku ada pada tingkat pendidikan SD-SMA, untuk kasus pencurian sebanyak 51,7 persen, kasus pemerasan dan pengancaman 52 persen, kasus pembunuhan 51,3 persen, dan kasus penganiayaan 48,1 persen.

"Melalui data itu, dapat disebutkan rata-rata pelaku dalam perkara-perkara tersebut tidak mengenyam pendidikan tinggi," ujar Bestha.

(baca: 442 Remaja Ditangkap Saat "Sahur on The Road" di Jaksel)

Data lainnya menampilkan sebanyak 36,7 persen pelaku kejahatan di Jakarta tidak memiliki pekerjaan. Kemudian obyek pencurian yang paling banyak adalah alat elektronik seperti ponsel dan laptop sebesar 34,7 persen, disusul dengan sepeda motor sebanyak 18,4 persen.

Kompas TV Peredaran Senjata Ilegal Picu Kriminalitas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com