JAKARTA, KOMPAS.com - Usai diputus kemitraannya oleh PT Grab Indonesia, para pengemudi berencana menjalin kemitraan baru dengan perusahaan taksi "online" yang menjadi kompetitor Grab Indonesia.
Hal itu disampaikan salah satu pengemudi GrabCar, Heriyanto. Kendati demikian, Heriyanto yang sudah lebih dari satu tahun bekerja sebagai driver GrabCar ini mengaku belum mendaftar jadi pengemudi taksi "online" lain setelah di-suspend.
"Mau pindah ke kompetitor saja," ujar Heriyanto usai melakukan unjuk rasa bersama pengemudi GrabCar lainnya di depan Kantor PT Grab Indonesia, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2017).
(Baca juga: Ini Tanggapan Grab soal Tarif Batas Atas dan Bawah Taksi Online)
Pengemudi lainnya, Kris, mengatakan hal senada. Meski akunnya tak di-suspend seperti driver lainnya, Kris mengaku kesal dengan apa yang dilakukan manajemen Grab Indonesia.
Kris mengaku telah memenuhi semua syarat dengan masuk kerja dari H-2 Lebaran hingga H+3 Lebaran.
PT Grab Indonesia, kata dia, berjanji memberikan bonus hingga Rp 10 juta jika pengemudi masuk dari tanggal tersebut.
Namun, setelah memenuhi syarat itu, saldo yang bertambah bukannya Rp 10 juta, melainkan hanya Rp 3 juta.
Kini, Kris hanya mengandalkan usaha konveksi kecil-kecilan yang ia miliki. "Ya pindah kompetitiorlah. Kami mitra kerja, kami butuh uang juga. Saya buka konveksi, tetapi ya enggak seberapa Bang. Di Jakarta butuh uang untuk hidup sehari-hari," ujar Kris.
(Baca juga: Manajemen Grab Akan Bertemu Pengemudi Bahas soal Saldo)
Perwakilan pengemudi GrabCar, Nur Adim, sebelumnya mengatakan, ada 3.500 pengemudi GrabCar yang telah di-suspend oleh Grab Indonesia.
Namun, pihak manajemen Grab Indonesia mengatakan bahwa jumlah pengemudi yang terkena suspend lebih sedikit dari yang disebutkan perwakilan pengemudi.