Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Angkot Ber-AC di Bekasi Lebih Mahal dari Angkot Biasa

Kompas.com - 04/07/2017, 20:45 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Angkutan kota (Angkot) ber-AC di Bekasi trayek 02 rute Pondok Gede-Terminal Bekasi memiliki tarif yang berbeda dibandingkan dengan angkot biasa. 

“Tarifnya beda Rp 1000 untuk jarak dekat, dan untuk jarak jauh beda Rp 2000. Sama Pak Dirjen (Dirjen Perhubungan Kemenhub) sudah diperbolehkan,” ujar pemilik sekaligus sopir angkot ber-AC, Darisman kepada Kompas.com di Bekasi, Selasa (4/7/2017).

Ia menjelaskan tarif normal untuk angkot tanpa AC penumpang dikenakan biaya Rp 3000 untuk jarak dekat, misalnya dari Jalan Raya Pekayon ke Stasiun Bekasi.

Sementara jarak jauh seperti dari Pondok Gede ke Terminal Bekasi dikenakan tarif Rp 10.000. Adanya kenaikan tarif untuk angkot ber-AC ini mendapatkan tanggan positif dan negatif dari para penumpang.

Baca: Mengintip Interior Angkot Ber-AC Milik Darisman di Bekasi...

Namun, Darisman mengatakan ia akan selalu menjelaskan mengapa tarif angkot ber-AC lebih mahal.

"Kadang ada orang yang ragu dan tanya dulu mahal atau enggak ongkosnya. Kalau yang nanya kita bilang cuma naik seribu, kalau jauh tarifnya naik dua ribu," kata Darisman.

"Ada penumpang yang tanpa diminta tambahan harga dia udah tahu sendiri, sudah pahami sendiri. Cuma memang ada dari satu dua orang yang enggak ngerti," pungkasnya.

Ketika ada penumpang yang tetap memaksa untuk membayar dengan tarif normal, Darisman mengaku akan membiarkan saja sebab saat ini ia menganggap masih melakukan promosi.

 

Baca: Cerita Darisman yang Penghasilannya Meningkat Setelah Angkot Dipasangi AC

Angkot ber-AC di Bekasi ini telah diluncurkan sejak bulan Mei 2017 oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub).

Peluncuran angkot ber-AC ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menjawab kebutuhan masyarakat.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji Hartanto mengatakan, perkembangan usaha angkutan umum dapat dilihat dari pergeseran pola pengeluaran masyarakat saat ini, yaitu dari Ability To Pay (ATP) menjadi Willingness to Pay.

Artinya, masyarakat lebih mempertimbangkan pelayanan daripada biaya yang dikeluarkan.

Perubahan tersebut mencerminkan kebutuhan masyarakat akan komitmen pelayanan perusahaan angkutan umum yang memenuhi standar pelayanan minimal.

"Standar pelayanan minimal meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan," ujar Pudji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com