Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Grab Ungkap Rekannya yang Gunakan "Fake GPS" atau "Tuyul"

Kompas.com - 06/07/2017, 15:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pengemudi Grab Car bernama Iwanto mengungkapkan mengenai adanya rekannya sesama pengemudi yang menggunakan "Fake GPS".

Mereka inilah yang disebut-sebut merupakan bagian dari para pengemudi yang di-suspend oleh manajemen Grab lalu kemudian berunjuk rasa beberapa waktu lalu.

Menurut Iwanto, di kalangan para pengemudi, Fake GPS dikenal dengan istilah "Ofik", namun ada pula yang menyebutkanya "Tuyul". Ofik sendiri merupakan kependekan dari Order Fiktif.

Bertempat di Kantor Grab, Gedung Lippo Kuningan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (6/7/2017), Iwanto menyebut cara kerja Fake GPS adalah memalsukan lokasi keberadaan pengemudi yang tidak sesuai dengan lokasi pemesanan.

"Orang mesen di Grand Indonesia, dia (pengemudi) ada di sini (Jalan Rasuna Said). Tapi walaupun orang order di Grand Indonesia, tetap dia yang dapat," ujar Iwanto.

Baca: Manajemen Grab Persilakan Pengemudi yang Keberatan untuk Pindah Kemitraan

Secara emosional, Iwanto menegaskan penggunaan Fake GPS merupakan tindakan curang yang merugikan para pengemudi yang bekerja dengan jujur.

"Ini sangat jahanam sekali bagi kami para driver. Karena begitu order fiktif itu masuk, yang saya terima pasti akan di-cancel. Padahal cancel dari penumpang menurunkan nilai prestasi kami," ucap Iwanto.

Pada kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia, Rizdki Kramadibrata menyatakan penggunaan Fake GPS termasuk pelanggaran kode etik karena mengakali sistem.

Baca: Pengemudi GrabCar Minta Grab Indonesia Tunjukan Bukti Kecurangan yang Dituduhkan

Ia juga menilai penggunaan Fake GPS tidak hanya merugikan pengemudi yang bekerja jujur, tapi juga penumpang.

"Karena lokasinya tidak ada di situ, jadi penumpang menunggu agak lama," kata Rizdki.

Catatan Redaksi:

Artikel ini telah mengalami perubahan pada hari Jumat (7/7/2017). Terjadi kesalahan penyebutan nama narasumber yang seharusnya Iwanto menjadi Aris Rinaldi. Kesalahan tersebut telah kami perbaiki. Redaksi mohon maaf atas kekeliruan tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com