Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Tradisi "Jumat Keramat" di DKI Dilanjutkan Djarot?

Kompas.com - 07/07/2017, 07:01 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Belum genap satu bulan Djarot Saiful Hidayat dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun Djarot sudah berencana melakukan rotasi pejabat dari eselon IV hingga eselon II.

Saat Basuki Tjahaja Purnama masih menjabat Gubernur, perombakan dan rotasi PNS DKI menjadi semacam mimpi buruk. Pria yang akrab disapa Ahok itu beberapa kali mencabut jabatan PNS yang tidak berprestasi atau bermasalah dan menjadikannya staf.

Selain itu, kebiasaan Ahok melantik pejabat yang baru dirotasi pada Jumat membuat hari Jumat menjadi keramat bagi PNS DKI.

Adapun Djarot mengatakan salah satu alasan rotasi kali ini karena banyak jabatan yang kosong ditinggal PNS yang sudah purnatugas.

"Semuanya ada, eselon II, III, IV, termasuk mengisi jabatan-jabatan lowong karena ada beberapa jabatan yang kosong, termasuk juga mengisi jabatan para pejabat yang sudah purnatugas," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (5/7/2017). 

Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk merealisasikan perombakan tersebut. Hal ini berbeda dengan masa kepemimpinan Ahok yang bisa langsung merombak PNS. 

Djarot mengatakan dia harus berkoordinasi dengan Kemendagri karena masa jabatannya hanya tinggal beberapa bulan lagi.

"Kalau dulu zamannya Pak Ahok kan bisa langsung, tetapi sekarang kan masa (jabatannya) kurang dari 4-5 bulan, jadi kami akan konsultasi dengan Kemendagri," ujar Djarot. 

(baca: Rotasi PNS DKI Juga Terkait Persiapan Pemerintahan Anies-Sandiaga)

Teruskan tradisi Jumat keramat?

Hal yang membuat perombakan dan rotasi PNS menjadi semacam mimpi buruk adalah karena kebiasaan Ahok yang menurunkan jabatan PNS menjadi staf. Kali ini, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika memastikan tidak ada PNS yang mengalami "grounded" menjadi staf.

Pejabat eselon II setingkat kepala dinas, asisten sekretaris daerah, dan wali kota hanya akan dirotasi dan tidak sampai pada penurunan jabatan.

"Tidak ada grounded, tidak ada yang seram-seram. Kalau zaman Pak Ahok kan seram," ujar Agus.

Namun begitu, Agus mengatakan bisa saja Djarot berubah pikiran dan melakukan demosi atau menurunkan jabatan PNS.

Selain itu, Agus juga belum tahu kapan rotasi jabatan akan diumumkan. Apakah pada Jumat seperti yang biasa dilakukan Ahok atau pada hari lainnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com