Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panglima TNI dan Kapolri Saja Ikuti Prosedur Pemeriksaan di Bandara"

Kompas.com - 07/07/2017, 08:52 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Arogansi dan sikap tidak acuh terhadap aturan keselamatan penerbangan dengan tidak bersedia diperiksa di bandara masih terjadi di banyak tempat. Pengamat penerbangan Alvin Lie menyebutkan, rata-rata hal tersebut didapati di bandara-bandara yang ada di daerah.

"Masih banyak yang seperti itu, terutama pejabat-pejabat di daerah. Perwira-perwira TNI/Polri juga menunjukkan rasa tidak suka kalau diperiksa karena mereka merasa pangkatnya lebih tinggi dan sebagainya," kata Alvin kepada Kompas.com, Kamis (6/7/2017).

Pemeriksaan penumpang di bandara dilakukan petugas Aviation Security atau Avsec. Mereka ditugaskan menerapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/2765/XII/2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara, dan Barang Bawaan yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan.

Dalam ketentuan itu diatur, semua yang diperiksa wajib melepas jaket, ikat pinggang, jam tangan, dan mengeluarkan semua barang yang mengandung unsur logam untuk diletakkan ke dalam wadah dan diperiksa melalui mesin x-ray.

Menurut Alvin, peraturan itu dibuat untuk diterapkan terhadap semua penumpang tanpa terkecuali. Dia mengambil contoh Presiden Joko Widodo yang mengikuti prosedur pemeriksaan keamanan ketika sedang tidak menggunakan pesawat kepresidenan.

"Pak Jokowi kan sering pakai pesawat Garuda Indonesia kalau mau balik ke Solo, dia ikuti kok. Panglima TNI dan Kapolri saja ikuti prosedur pemeriksaan keamanan di bandara, karena setiap sudah masuk area bandara, aturan di sana yang berlaku," tutur Alvin.

(baca: Menhub Minta Ibu yang Tampar Petugas Bandara Manado Diproses Hukum)

Dia juga mengungkapkan, aturan pemeriksaan keamanan di bandara-bandara Indonesia tidak seketat di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat. Di sana, kata Alvin, pemeriksaan penumpang sampai mengharuskan penumpang melepas alas kaki atau sepatu mereka.

"Bandara masuk klasifikasi sebagai obyek vital negara, sehingga perlu perlindungan khusus di sana, pengamanan khusus," ujar Alvin.

Adapun beberapa waktu lalu, sempat viral video seorang ibu menampar petugas Aviation Security perempuan di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Dari video singkat itu, belakangan diketahui bahwa ibu tersebut menolak melepas jam tangannya dan terlibat cekcok dengan petugas hingga keluar tamparan itu.

(baca: Ibu yang Tampar Petugas Bandara adalah Istri Purnawirawan Polri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com