JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar warga yang terkena penertiban Bukit Duri telah tinggal di rusunawa, ada juga yang memilih untuk mencari kontrakan di daerah sekitar. Harga sewa kontrakan sekitar Bukit Duri pun naik.
Dewi merupakan seorang warga yang memilih untuk mencari kontrakan dibanding menempati rusunawa yang telah disediakan. Ia memilih mencari kontrakan karena ia bekerja di sekitar daerah Bukit Duri.
"Karena kerja di sini jadi mau cari kontrakan sekitar aja," ujar Dewi.
Meskipun mencari kontrakan, Dewi sudah mengambil 1 unit rusun di rusunawa Cakung. Dewi serta ibunya tercatat pada 2 KK yang berbeda. Sedangkan tiap KK mendapat hak satu unit rusun baik di rusunawa Cakung ataupun Rawabebek.
"Sudah ambil 1 rusun meskipun punya 2 KK. Nanti tunggu pengundian kunci lagi," tambah Dewi.
Daerah pemukiman RT 01/12 yang tidak terkena penertiban, menurut Dewi banyak menerima warga lain yang ingin mengontrak. Namun, harga yang ditawarkan para tetangganya ini dirasa Dewi mencekik warga yang sedang kesulitan mencari kontrakan.
"Ini depan rumah yang tadinya sewain kamar cuma 500-600 ribu per bulan jadi 2 juta per bulan. Namanya tetangga ya mana kenal asal ada duit, tau kita lagi butuh," ujar Dewi.
Baca: Saat Penertiban Bukit Duri, Satpol PP Diminta Tidak "Selfie"
Tarif sewa kamar melonjak karena ada beberapa warga yang enggan berpindah jauh ke rusunawa Cakung.
"Saya sewa di tanjakan rel sana juga 9 juta, belum mau pindah jauh," ujar Neng, warga lainnya.
Rumah kontrakan lain yang masih dekat dari lokasi penertiban pun ada yang dipatok harga sewa hingga 10,3 juta per bulan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.