Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudara Kembar Taruna STIP Tidur di Kamar Sang Adik yang Meninggal

Kompas.com - 17/07/2017, 12:45 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - 10 Januari 2017, merupakan cobaan yang berat bagi keluarga Amirulloh Adityas Putra, taruna tingkat I Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Amirulloh yang masih berumur 19 tahun itu tewas dianiaya para seniornya di kampus tersebut.

Saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (16/7/2017), Amarulloh Adityas Putra, saudara kembar Amirulloh menceritakan kehidupan keluarga sepeninggal sang adik. Saat ini, Amarulloh telah mendapatkan pendidikan di STIP.

Amarulloh mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Perhubungan untuk bersekolah di STIP. Di rumah, kata Amarulloh, jarang sekali keluarga membicarakan kembali perihal kejadian yang menimpa adiknya itu.

"Cenderung sih enggak berbicara itu karena teringat lagi. Tapi kami terus mendoakan. Saya juga kalau di sini teringat lagi, keingat lagi," ujar Amarulloh.

Baca: Di Ruangan Ini Taruna STIP Tewas Dianiaya

Saat pertama kali masuk ke STIP, Amarulloh menempati kamar 107 milik adiknya. Namun, pengawas sekolah meminta Amarulloh untuk pindah kamar. Alasannya, ditakutkan kondisi psikologi Amarulloh bisa terganggu jika terus berada di bekas kamar adiknya itu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Amarulloh Adtyas Putra, kakak kandung taruna STIP yang tewas Amirulloh Adityas Putra, Minggu (16/7/2017)  Kompas.com/David Oliver Purba Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Amarulloh Adtyas Putra, kakak kandung taruna STIP yang tewas Amirulloh Adityas Putra, Minggu (16/7/2017)
Amarulloh pun mengakui bahwa saat beberapa waktu tidur di kamar itu, ada keresahan yang selalu mengganggu pikirannya.

"Tadinya saya di kamar 107, di kamar dia. Tapi kata pengawas pindah saja di sebelahnya kamar 108. Mungkin untuk dampak psikologisnya. Kata pengawas 'Kamu cari kamar yang baru, jangan diingat terus'. Saya ada perasan tidur jadi susah," ujar Amarulloh.

Amarulloh mengakui cukup sulit melupakan kejadian yang menimpa adiknya itu. Belum lagi, Amarulloh yang tumbuh bersama dengan sang adik, mengetahui cita-cita terbesarnya.

Amirulloh, kata Amarulloh, sejak kecil bercita-cita ingin menjadi seorang perwira pelayaran. Bahkan saat kecil, kata Amarulloh, sewaktu melewati STIP, keduanya memiliki tekad bisa diterima di sekolah pelayaran itu.

"Cita-cita kami berdua sejak SMP. Dulu waktu lewat STIP, dia bilang 'sekolah gue tuh'. Saya jawab juga 'ya itu sekolah saya juga'," ujar Amarulloh.

Baca: Kejadian Penyiksaan Berulang, STIP Perlu Dievaluasi

Amarulloh mengatakan, pihak keluarga juga berharap agar pihak sekolah membuatkan sebuah monumen sebagai bentuk penghargaan kepada adiknya. Monumen itu juga sebagai pengingat bahwa tak boleh lagi ada kekerasan di lembaga pendidikan yang hingga merenggut nyawa manusia.

Selain kebaikan Amirulloh semasa hidup, seragam sekolah Amirulloh juga menjadi kenangan yang tak bisa dilupakan keluarga. Kini seragam itu tersimpan rapi di lemari sebagai kenangan dari sang adik.

Kompas TV Seorang taruna akademi kepolisian tewas setelah diduga dianiaya oleh seniornya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com