Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tergiur Beli Beras Oplosan karena Harga Promo

Kompas.com - 24/07/2017, 17:01 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com –
Seorang warga Jakasampurna, Bekasi Barat, mengaku membeli beras merk "Ayam Jago" karena tergiur harga promo di supermarket. Sri mengaku membeli beras tersebut sebelum mendengar pemberitaan tentang penggeledahan gudang beras oplosan di Bekasi.

“Saya beli (di supermarket) karena lagi promo, tertarik juga karena murah. Harganya harusnya Rp 200.000 dan beli ini seharga Rp 150.000. Tapi dimasak (rasanya) enggak enak,” kata Sri, di Bekasi, Senin (24/7/2017).

Sri berharap pemerintah memberantas para pengoplos beras karena khawatir merugikan masyarakat lebih luas lagi.

“Berasnya agak putih, kalau dipegang licin dan bening. Padahal beras yang biasa di pasar enggak kayak gitu. Kalau dimasak juga beda, misalnya dimasak sore, besok paginya sudah agak bau,” tutur Sri.

Adapun seorang penjual beras di Pasar Baru Kota Bekasi, Rahmat, menjelaskan bahwa beras dengan merek "Maknyuss" dan "Ayam Jago" kurang diminati pembeli, khususnya setelah maraknya informasi mengenai beras oplosan.

Adanya beras oplosan terungkap dari penggeledahan petugas di gudang beras PT Indo Beras Unggul (PT IBU), Jalan Rengas, Kedungwaringan, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) lalu.

“Enggak terlalu banyak orang yang cari. Selama ini saya baru jual dua kali, sudah lama, sebelum Lebaran,” ujar Rahmat, saat ditemui di lokasi dia berjualan.

(baca: Geledah Gudang Beras di Bekasi, Polisi Sita 1.100 Ton Beras Oplosan)

Rahmat menjelaskan, harga jual beras kedua merek itu termasuk tinggi dibandingkan dengan beras lainnya. Menurut Rahmat, harga jual beras Maknyuss Rp 13.000 per kilogram sementara beras merek lain dengan kualitas yang sama berkisar Rp 11.000 per kilogram.

Pemasaran beras kedua merek tersebut, kata Rahmat, seringkali ditawarkan oleh sales namun tetap tidak banyak pembeli. Rahmat menyebutkan pembeli beras dari kedua merek itu hanya sekitar lima kilogram dalam sebulan.

(baca: Bareskrim Polri Telah Periksa 17 Saksi Terkait Kasus Beras Oplosan)

Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi Makbullah mengatakan, kemungkinan beras oplosan tersebut lebih banyak beredar di supermarket dan tidak banyak beredar di pasar tradisional.

“Kalau mereka (beras oplosan) kan jual berasnya itu, ke pasar-pasar modern dan dikemas sedemikian rupa jadi beras premium. Itu kan mereknya Maknyus dan Ayam Jago termasuk beras premium, bukan beras yang dijual pasar tradisional,” kata Makbullah.

Tidak hanya menjual beras dengan harga yang lebih tinggi dan dijual dalam kemasan, perusahaan pengoplos juga diduga menipu konsumen soal nilai gizi yang terkandung dalam beras, sebagaimana tercantum pada kemasan.

Hal itu diketahui setelah Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri membawa sampel beras ke laboratorium.

"Terkait nilai gizi yang tercantum pada label kemasan, beras kemasan itu diduga telah membohongi publik, khususnya konsumen," ujar Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.

Kompas TV Kasus Beras Hantam Penjualan Tiga Pilar Sejahtera?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com