JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam tanaman hias tersusun rapi di taman sepanjang jalur pejalan kaki di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat. Pohon-pohon rindang pun tumbuh subur di taman tang terletak di pinggir Kali Mookevart ini.
Tak hanya itu, jalur pedestrian bercat merah selebar kurang lebih 2 meter ini dilengkapi juga dengan jalur khusus penderita tuna netra yang dicat warna kuning (yellow line), jalur sepeda selebar 1,5 meter bercat hijau dan portal S untuk mencegah kendaraan bermotor merampas hak para pejalan kaki.
Pukul 16.30, Rabu (2/8/2017) ini sejumlah warga tampak memanfaatkan fasilitas yang diperuntukkan bagi para pejalan kaki ini. Tak hanya sekedar melintas, beberapa warga tampak bersantai, duduk di bangku-bangku taman yang tersedia di jalur pedestrian ini.
"Kalau saya nganter anak sekolah, pasti lewat sini. Seneng sih adem tempatnya," ujar seorang pejalan kaki asal Bojong Indah, Fani (35) saat ditemui di lokasi tersebut.
Selain rapi, di kawasan ini tak terlihat pedagang kaki lima (PKL) menjajakan dagangannya di kawasan ini.
"Kalau di daerah sini masih rapi, tapi kalau sudah masuk kawasan Sumur Bor sana udah banyak pedagang es kelapa," ujar pejalan kaki lain, Jaleani (55).
Kawasan yang sejuk ini ternyata sering digunakan para pengguna jalan yang kelelahan untuk beristirahat sejenak.
Sugianto (49) merupakan salah satu pengguna jalan yang memanfaatkan jalur pedestrian ini untuk sekedar duduk santai dan melepaskan lelah.
"Saya kerja lapangan, muter terus setiap harinya, kalau capek saya parkir motor saya di warung deket jembatan itu lalu duduk di sini, pikiran adem," ujarnya.
Ia mengatakan, jalanan sekitar Daan Mogot yang selalu padat saat jam pulang kantor ini juga menjadi alasannya untuk berhenti sejenak dari perjalanannya.
"Mending santai dulu lah di sini daripada ikut macet-macetan," ucapnya.
Baca: Koalisi Pejalan Kaki: Jakarta, Belajarlah Bangun Trotoar dari Surabaya
"Saya ke sini cuma mau main aja, sepeda-sepedaan. Rumah saya deket sini, jadi hampir setiap sore main di sini," sebutnya.
Darwis dan teman-temannya tak ingin keceriaannya bersepeda terenggut begitu saja.
"Paling sebel kalau ada motor lewat (di jalur pedestrian), kan kita harus minggir dulu," tutupnya.
Baca: Pemprov DKI Jakarta Dinilai Tak Konsisten Tertibkan Trotoar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.