JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Bambang Yudhantara mengatakan, sindikat penyelundup sabu 1 ton sempat ke Indonesia untuk survei lokasi tempat penurunan barang haram itu.
Menurut Bambang, AS, salah satu anggota sindikat itu datang ke Indonesia delapan bulan sebelum paket sabu tiba di Indonesia pada 13 Juli 2017. Adapun AS ditangkap Kepolisian Taiwan bersama dua orang rekannya.
"Ada satu orang yang lebih dulu datang ke Indonesia untuk melakukan survei atas nama AS bulan November," ujar Bambang di Jakarta Barat, Kamis (3/8/2017).
(Baca juga: Rute Kapal Pengangkut 1 Ton Sabu: Taiwan-Singapura-Andaman-Anyer)
Menurut Bambang, saat tiba di Indonesia, AS dijemput seorang WNI berinisial AN. Bambang mengatakan, AN merupakan salah satu sopir taksi online.
"AN ini orang Indonesia yang mereka rekrut dari media sosial WeChat. Setelah itu datang ke sini, diminta untuk bantu cari rumah," ucap dia.
Oleh AN, AS dicarikan rumah di Perumahan Duta Garden, Cengkareng. Dia mengontrak rumah tersebut selama satu tahun dengan biaya sewa Rp 20 juta. Namun, rumah itu belum sempat ditempati.
Bambang mengatakan, selama di Indonesia, AS sempat beberapa kali ke kawasan Anyer untuk mencari lokasi yang aman sebagai tempat menurunkan sabu 1 ton dari kapal.
Setelah itu, AS kembali ke Taiwan. "Lalu mulai tanggal 4 Juni satu per satu mereka datang. Tanggal 4 Juni dua orang datang, lalu tanggal 6 Juni empat orang datang dan tanggal 6 Juni malam satu orang," kata Bambang.
Ia menyampaikan, AS membohongi AN mengenai tujuannya ke Indonesia. Kepada AN, AS beralasan ke Indonesia dalam rangka bisnis tambak ikan.
Dalam pengungkapan ini, polisi menangkap empat orang pelaku, yakni Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, Hsu Yung Li, dan Lin Ming Hui.
(Baca juga: Sindikat Penyelundup Sabu 1 Ton Sempat ke Malaysia untuk Mengecoh Polisi)
Adapun Lin tewas ditembak petugas kepolisian lantaran melawan saat ditangkap. Beberapa hari setelah menangkap tersangka penerima barang, tim dibantu Polda Kepri dan Bea-Cukai Batam menangkap kapal Wanderlust.
Kapal tersebut digunakan untuk mengirim barang haram tersebut ke Indonesia. Dari kapal itu, polisi menangkap lima awak kapal.