Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Pengelola soal Keluhan Pengendara Usai Isi Ulang "E-Toll"

Kompas.com - 04/08/2017, 13:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pesan singkat mengenai imbauan tidak isi ulang saldo e-toll di gerbang tol Pondok Ranji dari salah satu pengendara beredar di beberapa aplikasi chatting pada Jumat (4/8/2017).

Dalam pesan itu, pengendara mengaku isi ulang saldo kartu e-toll senilai Rp 200.000, namun saat transaksi, saldo di kartunya tinggal beberapa puluh ribu rupiah.

"Sy dan Ibu saya kaget karena melihat saldo e-toll kami hanya Rp. 32.200,-. Setelah itu kami keluar di gerbang toll Pondok Randji arah Serpong pada jam 13:12 WIB melalui GTO dan kami kembali kaget krn sisa saldo e-toll card kami hanya Rp. 29.200,- Disini kami langsung menduga bahwa kartu e-toll Bank Mandiri kami tidak di top-up dgn benar oleh petugas gerbang toll Pondok Ranji," demikian penggalan cerita pengendara tersebut.

Dia pun sempat ke Alfamart untuk mengecek saldo kartu e-toll dan didapati tidak ada transaksi isi ulang Rp 200.000. Merasa ditipu, pengendara itu kembali ke gerbang tol Pondok Ranji untuk menanyakan soal isi ulang saldo e-toll yang diduga tidak sesuai.

"Dari keterangan Bapak Agus, salah seorang koordinator petugas jalan toll setempat, anak buahnya telah melakuka hal yg benar karena melakukan top up Rp 200.000,- ke nomor kartu e-toll: 6032.9810.1440.8280. Dia mengatakan bahwa kartu e-toll yg sy pny adl kartu dgn nomor yg beda yaitu: 6032.9810.3193.1561. Pak Agus secara tidak langsung menuduh sy pny kartu e-toll yg lain, krn data di dia sdh ada record top up dgn nominal Rp 200.000,- sesuai dgn bukti yg sy bawa," kata pengendara itu melanjutkan ceritanya.

Pengendara ini juga menemui seorang pimpinan di sana bernama Firman dan ditawarkan melihat rekaman kamera CCTV. Dari rekaman tersebut, dugaan pengendara itu tentang petugas tol yang menipu saat isi ulang kartu e-toll semakin menguat.

"Setelah kami lihat dengan seksama ternyata semua orang yang melakukan top up e-toll card di gerbang toll 28 Pondok Ranji telah ditipu oleh OKNUM petugas Jasa Marga tersebut. Uang yg diberikan oleh pengendara mobil tidak dimasukan ke dalam Kotak Uang yg ada di depan perut petugas. Tapi uang tersebut ditaruh di sebelah kiri di area yg tidak terlihat oleh CCTV. Begitupula dgn kartu yg di tap unt di top up, proses tersebut tidak terlihat krn CCTV tidak mengcover area tersebut," ujar dia.

 

Baca Mulai Oktober, Bayar Tol Wajib dengan "e-Toll"?

Secara terpisah, Direktur Utama Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) Ricky Distawardhana mengungkapkan pihaknya sedang menyelidiki masalah ini.

Dari informasi sementara yang dihimpun, pihaknya mendapati nomor kartu e-toll yang dikomplain pengendara berbeda dengan kartu e-toll yang terekam isi ulang melalui bukti transaksi.

PT JLJ merupakan anak usaha PT Jasa Marga (Persero) yang menangani ruas tol Lingkar Luar Jakarta.

"Dari rekaman kamera CCTV di gardu tol, petugas top up sebesar Rp 200.000 dan transaksi tol sebesar Rp 12.500 berikut bukti struk tanda terima dan transaksi dengan nomor kartu e-toll card berakhiran 8280. Pemakai jalan saat complain bawa struk tanda terima nomor kartu 8280 tapi fisik kartu yang dibawa dengan nomor berakhiran 1561," ucap Ricky.

Pihaknya juga masih berkoordinasi dengan Bank Mandiri selaku yang mengeluarkan kartu e-toll untuk melihat riwayat transaksi dari dua kartu e-toll tersebut.

Kompas TV Pengguna Kartu Tol Elektronik Meningkat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya 'Reschedule' Jadwal Keberangkatan

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya "Reschedule" Jadwal Keberangkatan

Megapolitan
Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Megapolitan
Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com