JAKARTA, KOMPAS.com - Budaya memberikan jalan bagi penumpang yang keluar dari kereta dinilai belum sepenuhnya tumbuh di tengah-tengah para pengguna kereta rel listrik (KRL) commuter line.
Kondisi inilah yang mengakibatkan aksi dorong-dorong sesama penumpang kerap terjadi, terutama saat jam padat.
Berangkat dari hal itu, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berupaya menumbuhkan budaya memberikan jalan bagi penumpang keluar kepada penumpang KRL.
Caranya dengan memasang garis antre di peron stasiun. Garis tersebut sudah terlihat di Stasiun Juanda. Garis yang diberi warna hijau ini membentuk pola oktagon.
Ruang untuk penumpang naik dibuat lebih kecil dengan posisinya berada di sisi kanan dan sisi kiri ruang untuk penumpang turun.
Ruang untuk penumpang turun dibuat lebih besar dengan posisi berada di tengah. Vice President (VP) Communication PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, garis sengaja dibuat agar arus keluar masuk penumpang lebih teratur.
Keberadaannya diharapkan dapat mempercepat proses naik turun penumpang. "Jadi penumpang yang mau naik KRL antre pada batas tersebut sehingga orang yang mau turun flow-nya tidak terhalangi," kata Eva saat dihubungi, Selasa (8/8/2017).
"Untuk saat ini masih diingatkan petugas. Ya kami harapkan untuk kenyamanan bersama penumpang dapat mengikuti ketentuan yang ada terkait batas antre. Mudah-mudahan bisa mengeduksi penumpang," kata Eva.
Garis antre di peron stasiun sebenarnya merupakan hal yang lumrah ditemui di stasiun-stasiun kereta layanan perkotaan di banyak negara.
Namun, ini masih menjadi hal yang baru di Indonesia. Eva menyatakan, pihaknya menargetkan dalam 1 bulan-2 bulan ke depan, semua stasiun yang melayani KRL sudah dipasangi garis antre.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.