Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2017, 11:17 WIB
|
EditorIcha Rastika

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dua pekan lalu, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mulai melakukan upaya penertiban penumpang KRL dengan memasang garis antrean berwarna hijau di peron sejumlah stasiun.

Adanya garis pembatas ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran penumpang untuk mengantre dan mendahulukan penumpang turun.

Pada Rabu (9/8/2017) pagi, garis antrean itu terlihat dipasang di Stasiun Juanda. Seorang pengguna commuter line, Hera, mengaku tidak masalah akan dipasangnya garis antrean di peron ini.

"Sebenarnya jadi lebih tertib dan teratur ya, enggak apa-apa sih. Memang harus dibiasakan daripada desak-desakan," ujar Hera saat ditemui di Stasiun Juanda.

Sejumlah penumpang kereta listrik (KRL) Jabodetabek menunggu di garis batas antrean berwarna hijau di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017). Garis batas antrean ini dibuat agar arus keluar masuk penumpang lebih teratur dan diharapkan dapat menghindari aksi saling mendorong sesama penumpang KRL.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah penumpang kereta listrik (KRL) Jabodetabek menunggu di garis batas antrean berwarna hijau di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017). Garis batas antrean ini dibuat agar arus keluar masuk penumpang lebih teratur dan diharapkan dapat menghindari aksi saling mendorong sesama penumpang KRL.
(Baca juga: Ada Garis Pembatas di Peron Stasiun, untuk Apa? )

Berdasarkan pantauan Kompas.com, di Stasiun Juanda, penumpang yang akan naik sudah antre di bagian garis hijau yang sudah ditentukan, yaitu di sisi kanan dan sisi kiri.

Sementara itu, penumpang yang hendak turun dapat leluasa keluar dari rangkaian kereta tanpa harus berdesakan dengan penumpang yang masuk.

Penumpang lainnya, Kiki, mengaku akan membiasakan diri untuk mengikuti aturan untuk tertib berdasarkan garis antre tersebut.

Sejumlah penumpang kereta listrik (KRL) Jabodetabek menunggu di garis batas antrean berwarna hijau di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017). Garis batas antrean ini dibuat agar arus keluar masuk penumpang lebih teratur dan diharapkan dapat menghindari aksi saling mendorong sesama penumpang KRL.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah penumpang kereta listrik (KRL) Jabodetabek menunggu di garis batas antrean berwarna hijau di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017). Garis batas antrean ini dibuat agar arus keluar masuk penumpang lebih teratur dan diharapkan dapat menghindari aksi saling mendorong sesama penumpang KRL.
"Kalau lagi buru-buru susah juga ikutin aturan, maunya langsung naik saja, takut terlambat kerja. Dibiasakan saja, semoga bisa," ujar dia. 

(Baca juga: Apa Arti Jalur Kuning yang Biasa Terdapat di Terminal dan Stasiun?)

Budaya mendahulukan dan menunggu penumpang untuk turun terlebih dahulu, terutama saat jam padat, mencegah terjadinya desak-desakan antar-penumpang. 

Meski sebagian penumpang mulai membiasakan diri untuk antre, petugas informasi serta penjaga peron masih harus menyerukan imbauan untuk mematuhi garis antre di peron kepada penumpang.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pedagang Pasar Kemiri Muka Tak Tahan Lagi Lihat Sampah Setinggi Atap di TPS, Ancam Buang ke Kantor DLHK Depok

Pedagang Pasar Kemiri Muka Tak Tahan Lagi Lihat Sampah Setinggi Atap di TPS, Ancam Buang ke Kantor DLHK Depok

Megapolitan
Ketua Komisi B DPRD DKI: Formula E 'Event' Dunia, Seharusnya Banyak Sponsor...

Ketua Komisi B DPRD DKI: Formula E "Event" Dunia, Seharusnya Banyak Sponsor...

Megapolitan
Lokasi Vaksin Booster di Jakarta dan Sekitarnya 29 Mei-4 Juni 2023

Lokasi Vaksin Booster di Jakarta dan Sekitarnya 29 Mei-4 Juni 2023

Megapolitan
Berkeliaran Tengah Malam, Remaja Bawa Sajam di Kalideres dan Pengendara Motor Knalpot Bising Ditangkap

Berkeliaran Tengah Malam, Remaja Bawa Sajam di Kalideres dan Pengendara Motor Knalpot Bising Ditangkap

Megapolitan
Kepada Mahfud MD, Panglima TNI Tanyakan Pengamanan Pejabat Negara yang Ikut Pemilu 2024

Kepada Mahfud MD, Panglima TNI Tanyakan Pengamanan Pejabat Negara yang Ikut Pemilu 2024

Megapolitan
Keliling Mencari Lawan Tawuran, Remaja di Tambora Malah Bertemu Polisi

Keliling Mencari Lawan Tawuran, Remaja di Tambora Malah Bertemu Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Motor Jambret Emak-emak di Depok, Keberadaan Pelaku Masih Misteri

Polisi Telusuri Motor Jambret Emak-emak di Depok, Keberadaan Pelaku Masih Misteri

Megapolitan
Golkar Siap Ambil Langkah Politik dan Hukum jika MK Putuskan Proporsional Tertutup

Golkar Siap Ambil Langkah Politik dan Hukum jika MK Putuskan Proporsional Tertutup

Megapolitan
Temuan Ganjil BPK, Aset Gedung dan Jembatan Pemprov DKI Dicatat Berukuran 0 Meter Persegi

Temuan Ganjil BPK, Aset Gedung dan Jembatan Pemprov DKI Dicatat Berukuran 0 Meter Persegi

Megapolitan
Ketua RT Pluit Putri Sebut Jakpro Sewakan Lahan RTH untuk Pembangunan Sekolah Swasta

Ketua RT Pluit Putri Sebut Jakpro Sewakan Lahan RTH untuk Pembangunan Sekolah Swasta

Megapolitan
KPU Akan Atur Ketentuan Sumbangan Dana Kampanye yang Disalurkan Melalui Uang Elektronik

KPU Akan Atur Ketentuan Sumbangan Dana Kampanye yang Disalurkan Melalui Uang Elektronik

Megapolitan
KPU Berencana Izinkan Peserta Pemilu Punya 20 Akun Kampanye di Setiap Medsos

KPU Berencana Izinkan Peserta Pemilu Punya 20 Akun Kampanye di Setiap Medsos

Megapolitan
Ketua Komisi II: Banyak Rumor soal Rekrutmen Komisioner di Daerah, KPU dan Bawaslu Hati-hati...

Ketua Komisi II: Banyak Rumor soal Rekrutmen Komisioner di Daerah, KPU dan Bawaslu Hati-hati...

Megapolitan
Berdagang di Atas Saluran Air, 15 PKL di Tugu Utara Ditertibkan

Berdagang di Atas Saluran Air, 15 PKL di Tugu Utara Ditertibkan

Megapolitan
Pertahankan Tasnya yang Dirampas Jambret, Emak-emak di Depok Terpental ke Aspal

Pertahankan Tasnya yang Dirampas Jambret, Emak-emak di Depok Terpental ke Aspal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com