Rama mengatakan, Rudi enggan bekerja dengan meminta-minta atau mengharap belas kasihan.
Mendengar kata-kata Rudi, Rama merasa terenyuh. Ia berpikir, orang dengan keterbatasan fisik itu saja tidak ingin menyusahkan orang lain.
Sementara banyak orang di luar sana yang malas-malasan bekerja, padahal fisiknya sempurna.
Rama mengantarkan pria tersebut dari Jalan Inspeksi Kali Sunter ke Jalan Cipinang Lontar dengan tarif Rp 13.000.
Rama sempat berpikir untuk menggratiskan ongkos penumpangnya. Namun, ia urungkan niatnya karena Rudi sebelumnya berkata tidak ingin dikasihani.
Karena ingin membantu, Rama pun membeli kerupuk dagangan Rudi yang besar seharga Rp 20.000. Rama memberi uang lebih Rp 5.000, namun Rudi enggan menerimanya.
Baca: Terpisah 10 Tahun, Pengemudi Ojek "Online" Itu Ayah dari Penumpangnya
"Rasanya kayak ditampar. Jujur aja saya sebagai seorang driver kalau nganter penumpang pasti 'ngarep' dikasih tips. Biarpun Rp 1.000 atau Rp 2.000 udah senang. Tapi beliau malah enggak mau, dengan alasan yang benar-benar bikin terenyuh dengarnya," kata Rama.
Rama mengatakan, kejadian tersebut menyadarkan dirinya untuk terus bersyukur dengan keadaan.
Sebagai manusia yang sempurna, kata dia, tidak sepatutnya mudah menyerah dengan kondisi seburuk apapun.
"Contoh beliau yang tetap semangat jualan kerupuk biar pun kondisi fisik enggak sempurna dan belum lagi kondisi cuaca yang panas terik waktu itu," tutur Rama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.