Karena pembayaran harus dilakukan dengan cara mentransfer uang dan pelaku S mengaku tak memiliki rekening bank di Indonesia, maka S kemudian meminjam kartu ATM korban dengan menjanjikan keuntungan sebesar 15 persen dari harga penjualan.
"Kemudian pelaku dan korban sama-sama ke ATM untuk mengecek saldo masing-masing. Di rekening pelaku tertera saldo senilai lebih dari Rp 900 juta namun tak dapat ditarik. Di ATM itu pelaku juga memperhatikan password rekening korban," lanjutnya.
Setelah itu pelaku mengajak korban kembali ke mobil. Di dalam mobil S kemudian mengatakan ingin meminjam kartu ATM korban karena merasa penasaran dengan bentuk kartu ATM Indonesia yang unik.
Setelah itu, pelaku yang mengaku sebagai pengusaha dan duduk di dekat sopir turut meminjam kartu ATM tersebut dan tanpa sepengetahuan korban menukarnya dengan kartu ATM palsu.
"Setelah itu pelaku mengembalikan ATM milik korban dan mengantarkan korban kembali ke hotel," kata dia.
Setelah mendapatkan ATM korban, ketiga pelaku kemudian menggunakannya untuk mentransfer uang senilai Rp 170 juta dari rekening korban.
Mereka bisa menggunakan ATM korban karena sebelumnya telah mengetahui password kartu ATM tersebut.
"Saat ini kami telah mengamankan empat orang pelaku, masih ada dua DPO, salah satunya adalah sopir yang terlibat dalam penipuan di Taman Sari tersebut," kata Adnan mengakhiri penjelasannya.
Andi mengatakan, komplotan penipu ini telah berulang kali melancarkan aksinya dengan keuntungan mencapai Rp 2 miliar.
Baca: 27 WN China Jaringan Penipuan Internasional Diterbangkan ke Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.