JAKARTA, KOMPAS.com - Pagi ini, kala anak sebayanya tengah duduk manis di bangku sekolah untuk menuntut ilmu, Fikhri Ramadan (13) justru berada di area parkir Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat. Sekitar pukul 10.00 WIB, Fikhri yang hanya mengenakan kaos oblong warna merah, celana pendek hitam, dan sandal jepit menenteng boks plastik serta kantong plastik berisi dua botol bekas kemasan air mineral berisi cairan berwarna kecoklatan.
"Empek-empek, Pak, Bu. Dibeli empek-empeknya," teriak Fikhri sambil mengelilingi area parkir di sekitar mal.
Fikhri, kelahiran 5 November 2004 itu, mengaku tak lagi mengenyam bangku pendidikan.
"Saya sudah enggak sekolah, seharusnya saya sudah kelas 1 SMP kalau masih sekolah," kata dia.
Bocah itu mengatakan tak ingin lagi melanjutkan sekolah lantaran dirinya sempat tinggal kelas saat duduk di kelas 5 SD.
"Saya dulu sekolah di SDN 20 Cengkareng, tapi nilai saya jelek dan tidak ada biaya lagi untuk lanjut sekolah. Saya malu, lalu bilang ke Bapak, Ibu enggak mau lanjut sekolah dan diizinkan," kisahnya.
Fikhri mengaku kini sangat ingin melanjutkan sekolah.
"Tapi uang saya belum cukup. Uang hasil jualan juga masih buat bantu-bantu Bapak Ibu. Saya pengen banget ikut paket C kayak teman saya," ungka dia.
Ia mengatakan, saat ini tinggal di sebuah rumah kontrakan di Cengkareng bersama Bapak, Ibu dan tiga saudaranya.
"Bapak saya cuma tukang jualan batu akik di Pasar Susun, abang pertama saya jadi cleaning service, abang kedua masih sekolah kelas 3 SMP, terus masih punya adik umur 2 tahun. Ibu saya enggak kerja," kata dia.
Berjualan Empek-empek
Fikhri telah berjualan empek-empek selama dua tahun. "Saya ambil dagangan dari bos empek-empek di deket rumah saya," ucapnya.
Awalnya Fikhri menjajakan dagangannya di kawasan Taman Palem Patung Kuda, Cengkareng, Jakarta Barat. Karena sepi pembeli, ia memutuskan pindah di kawasan Mal Taman Palem.
"Saya jualan dari jam 9, nanti jam setengah 12 saya ambil dagangan lagi, terus lanjut jualan sampai jam 5 sore," ujarnya.
Untuk menuju tempat berdagang, ia diantarkan ayahnya yang bernama Agus Setiawan.