Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Unit Bemo Masih Beroperasi di Pejompongan

Kompas.com - 15/08/2017, 21:22 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angkutan umum bemo sudah dilarang beroperasi di Jakarta. Namun, delapan unit bemo diketahui masih beredar di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. 

"Dulunya ada 80 hingga 85 unit bemo yang beroperasi di kawasan ini," ujar Ilip, seorang sopir bemo saat ditemui Kompas.com, Selasa (15/8/2017).

Ia mengatakan, delapan orang pengemudi bemo sebenarnya telah memahami larangan pengoperasian bemo di ibu kota.

"Jadi kalau bisa dibilang sopir disini udah bodo amat lah kalau ada penggarukan lagi, habisnya mau kerja apa lagi," kata dia.

Baca: Mantan Sopir Bemo Diarahkan Beralih ke Bajaj Roda Empat

Ilip menambahkan, hingga saat ini sudah ada sebanyak 11 unit bajaj roda empat (qute) yang beroperasi di kawasan ini.

"Yang nyopir 11 qute ini juga dulunya sopir bemo. Mereka pindah ke juragan yang sudah punya qute," kata dia.

Menurutnya, sebagian besar pengemudi bemo lainnya masih enggan beralih mengemudikan qute dikarenakan setorannya yang jauh lebih mahal dari bemo.

"Jadi kalau bemo setoran perhari cuma Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per hari. Kalau qute bisa sampe Rp 125.000, padahal kan cuma bisa bisa angkut 4 penumpang kalau qute," kata dia.

Sebelumnya Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan melakukan penertiban terhadap sejumlah bemo yang masih beroperasi di depan Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2017).

Baca: Sandiaga Ingin Sopir Bemo Masuk Program OK-OTRIP

Penertiban dilakukan untuk menindaklanjuti Surat Edaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2017 yang melarang bemo untuk beroperasi di Jakarta.

Dalam surat edaran Dishub DKI tersebut, per 6 Juni 2017, bemo dilarang beroperasi di jalanan Ibu Kota.

Alasannya, bemo dianggap bukan lagi sebagai angkutan umum. Bemo juga tidak memiliki surat tanda nomor kendaraan (STNK) bermotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com