JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga DKI Jakarta gencar membangun trotoar di Ibu Kota. Tahun ini, Dinas Bina Marga bersama suku dinas terkait membangun trotoar sepanjang 80 kilometer di lima wilayah kota administratif dengan anggaran Rp 412 miliar.
Beberapa jalur pedestrian yang dibangun Dinas Bina Marga antara lain kawasan Masid Istiqlal dan Jalan Veteran di Jakarta Pusat; Jalan Mahakam, Jalan Barito, dan Jalan Kyai Maja di Jakarta Selatan; Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Jalan Jatinegara Timur di Jakarta Timur; kawasan Kota Tua dan Sunter di Jakarta Utara; serta Jalan Kyai Tapa di Jakarta Barat.
Dari target 80 kilometer, yang tercapai sejauh ini baru 35 persen atau 28 kilometer trotoar. Pembangunan semua trotoar itu ditargetkan rampung pada Desember mendatang.
Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita mengatakan, Pemprov DKI Jakarta gencar membangun trotoar untuk mendorong pejalan kaki menggunakan transportasi umum.
"Dari 2015 kami bangun jalur pedestrian. Arahnya kami mau mengubah pola transportasi warga dari (kendaraan) pribadi ke transportasi publik," kata Riri saat meninjau pembangunan trotoar di Kawasan Blok M, Selasa (15/8/2017).
Jalur pedestrian merupakan salah satu fasilitas penunjang atau akses menuju moda transportasi umum. Agar pejalan kaki mau berjalan untuk menjangkau moda transportasi umum, jalur pedestrasi harus dibuat nyaman.
"Kalau transportasinya sudah cukup bagus, bagaimana caranya orang mau diajak berjalan. Kami harus bangun fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman, dan bisa diakses siapa pun," kata Riri.
Baca: DKI Targetkan Pembangunan 80 Kilometer Trotoar pada 2017
Speed bump
Pembangunan trotoar di Kawasan Blok M dilengkapi beberapa fasilitas penunjang. Selain lebar, trotoar juga dilengkapi speed bump yang ditandai dengan warna merah. Speed bump berfungsi untuk menyejajarkan trotoar yang terpisah jalan. Dengan demikian, pejalan kaki tidak perlu naik turun.
Saat ada kendaraan melintas, pengemudi akan memperlambat laju kendaraan karena speed bump lebih tinggi dibanding jalan. Pengemudi juga akan mendahulukan pejalan kaki.
"Jadi jalur pedestrian sejajar dengan jalan. Ketika lewat perempatan atau jalan, diutamakan pejalan kaki dibanding kendaraan," kata Riri.
Lihat juga: Ada Speed Bump di Trotoar Blok M, Pengendara Diminta Dahulukan Pejalan Kaki
Beton penyerap air
Selain speed bump, trotoar di kawasan Blok M juga menggunakan beton yang konturnya dibuat menyerupai pori-pori. Beton tersebut berfungsi agar air bisa langsung masuk ke dalam tanah.
Namun, menurut Riri, tidak semua beton trotoar dibangun dengan kontur berpori. Hanya ada beberapa bagian yang ditandai warna merah yang merupakan beton berpori.
"Beton ini cepat meresap, yang pori-pori merah. Diharapkan air hujan terserap jalur pedestrian dan terserap ke tanah," ucapnya.
Baca juga: Trotoar di Kawasan Blok M Dilengkapi Beton Penyerap Air
Selain beton penyerap air, trotoar tersebut dilengkapi guiding block berwarna kuning bagi tunanetra. Guiding block itu terbagi dalam dua jenis. Pertama, yang terdiri dari empat garis lurus. Guiding block ini berfungsi mengarahkan jalan penyandang tunanetra.
Ada pula guiding block berkontur bulatan-bulatan yang menandakan peringatan atau area berbahaya, misalnya jalur masuknya kendaraan ke dalam gedung.
Pembangunan trotoar juga dilengkapi dengan ducting atau boks utilitas. Ke depan, semua kabel utilitas yang menggantung akan dimasukkan ke dalam boks utilitas yang ada di bawah trotoar.
"Kami membangun trotoar dengan boks utilitas. Akhir Desember sudah selesai. Pada saat jalur pedestrian sudah jadi, kami kasih pemilik utilitas grace period (tenggang waktu)," kata Riri.
Tenggang waktu yang diberikan Dinas Bina Marga yakni 6 bulan-12 bulan sejak pembangunan trotoar rampung. Pemilik utilitas harus memasukkan semua kabel ke dalam boks utilitas.
Boks utilitas yang dibangun berukuran 1,2 meter x 1,8 meter dengan kedalaman 2,3 meter. Jarak antar-boks utilitas 20 meter-25 meter.
"Jadi nanti kerja mereka enggak perlu bongkar trotoar, kerja di bawah. Bolong 1 meter di bawah untuk ketemu boks lagi untuk kerjanya," terang Riri.
Lihat juga: Ahok Sebut Ducting Tidak Akan Disatukan dengan Saluran Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.