Kisah di balik suara Bung Karno
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam menceritakan, kisah di balik rekaman suara itu.
Benar, suara Bung Karno yang selama ini kita dengar bukan rekaman asli yang dibuat pada saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Suara Bung Karno justru direkam bertahun-tahun setelah peristiwa bersejarah berkat peran pendiri Radio Republik Indonesia (RRI) Jusuf Ronodipuro.
"Itu baru direkam, kan ada yang menulis tahun 1950 ada sumber yang lain menyebutkan tahun 1951. Itu karena Jusuf Ronodipuro dari RRI yang meminta Bung Karno untuk merekam karena sebelumnya belum ada rekamannya," kata Asvi.
Asvi mengatakan Bung Karno sebelumnya menolak mentah-mentah permintaan Jusuf. Alasannya, proklamasi hanya dibacakan satu kali.
Setelah pembacaan proklamasi pada 17 Agustus 1945, Bung Karno sempat kedatangan para pemuda yang terlambat menghadiri upacara sehingga tidak bisa mendengar pembacaan proklamasi.
Baca: Baca Teks Proklamasi, Ketua MPR Akan Pakai Baju Adat Lampung
"Mereka minta supaya diulang proklamasi itu. Bung Karno menolak dan mengatakan proklamasi itu cuma sekali. Dia mengatakan 'saya hanya bersedia memberikan ceramah atau wejangan, tapi bukan proklamasi'," ujar Asvi.
Pada 17 Agustus 1945, memang tidak ada rekaman suara yang mendokumentasikan momen besar itu.
Untungnya, Jusuf Ronodipuro berhasil membujuk Bung Karno untuk membacakan kembali teks proklamasi dan direkam.
Kata Asvi, Jusuf menjelaskan kepada Bung Karno tentang pentingnya perekaman suara itu bagi generasi mendatang.
"Jusuf Ronodipuro kan meyakinkan (Bung Karno) bahwa ini penting bagi generasi muda Indonesia yang akan datang. Supaya mereka tahu teks proklamasi itu bacanya seperti apa," ujar Asvi.
Akhirnya, Bung Karno melunak dan bersedia membacakan kembali proklamasi untuk direkam. Suara itulah yang kini bisa kita dengar di Ruang Kemerdekaan Monas.
Jusuf Ronodipuro dari RRI pun menjadi orang yang paling berjasa di balik sejarah perekaman suara Bung Karno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.