Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mulia Nasution
Jurnalis

Jurnalis yang pernah bekerja untuk The Jakarta Post, RCTI, Transtv. Pernah bergiat menulis puisi, cerita pendek, novel, opini, dan praktisi public relations . Kini menekuni problem solving and creative marketing. Ia mudah dijangkau email mulianasution7@gmail.com

Nikmatnya "Elevated Busway" Ciledug-Tendean, Kemewahan Tiada Tanding

Kompas.com - 23/08/2017, 15:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

SI BONGSOR melaju kencang berkecepatan maksimal 50 kilometer per jam. Dari atas jalan layang, penumpang menikmati pemandangan berupa bangunan rumah berimpitan, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan mobil lalu-lalang di bawahnya.

Hari-hari terakhir ini, saya merasa jadi penumpang istimewa transjakarta koridor 13 rute Ciledug-Tendean, berangkat dari rumah di kawasan CBD Ciledug ke kantor saya di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Saya dapat kursi karena memang naik dari halte pertama di Puri Beta.

Sambil menikmati pemandangan ibu kota dari elevated busway, saya berimajinasi, seharusnya dahulu kala transportasi publik menjadi tools keberpihakan pemerintah kepada warga negaranya, dan bukan kepada investor asing yang kini merajai konglomerasi industri otomotif kendaraan pribadi. 

Nah, dalam tempo kurang dari 30 menit, saya sudah sampai di  halte Jalan Kapten Tendean yang berjarak 15 kilometer dari Puri Beta, berjalan kaki ke halte Tegal Parang pindah transjakarta, dan tak lama pula saya sampai di halte Slipi .

Baca juga: Djarot: Koridor 13 Transjakarta Hadiah bagi Seluruh Warga

Sebagai warga megapolitan Ibu Kota, baru kali ini saya merasa kemewahan luar biasa agar mudah menembus kemacetan Ibu Kota yang killing fields.

Selama ini dari rumah di Ciledug ke Slipi, saya membutuhkan 2 jam sampai 2,5 jam agar sampai kantor di Slipi bila bawa mobil, dan kini cukup 1 jam sambil bisa berimajinasi liar karena tidak berada di belakang kemudi mobil.

Saya melakukan penghematan mobilitas dari sisi waktu dan juga ongkos transportasi ke tempat kerja.

Dahulu, tahun 1995 ketika pertama kali bermukim di Ciledug, kawasan ini masih tempat “jin buang anak”. Dari Ciledug ke kantor RCTI di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan itu berjarak 11 km, tak sampai 30 menit.

Bus transjakarta vintage series melintas di koridor 13 Cileduk - Tendean, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017). Layanan transjakarta koridor 13 mulai beroperasi hari ini, meskipun beberapa halte di koridor tersebut masih belum bisa difungsikan.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Bus transjakarta vintage series melintas di koridor 13 Cileduk - Tendean, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017). Layanan transjakarta koridor 13 mulai beroperasi hari ini, meskipun beberapa halte di koridor tersebut masih belum bisa difungsikan.
Ketika tahun 2002, saya pindah kerja dan berkantor di stasiun televisi swasta nasional di kawasan Jalan Tendean Mampang, dari rumah paling lama 45 menit sampai.

Namun citra buruk Ciledug sebagai kawasan macet, selalu saja mendengung saat teman-teman tahu saya bermukim di Ciledug. Padahal saya yang menjalani setiap hari kerja paham betul jalan tikus sehingga perjalanan lebih efisien ke Tendean.

Bermukim di Ciledug, rasanya tak “bergengsi”, namun bagi saya yang menikmati gaya hidup proletar, sejak lama “gengsi” itu menjerit saya injak-injak. Efisiensi suatu kawasan, efektivitas dari sisi keterjangkauan, dan penghargaan terhadap mobilitas waktu, jauh lebih valuable dari sekedar prestise.

Dan kini, buah bermukim 22 tahun di Ciledug, saya nikmati. Karena ada fasilitas elevated busway yang bernilai investasi Rp 2,3 triliun dan penumpang cukup membayar Rp 3.500 sekali jalan.

My house investment @Ciledug has return and getting capital gain at this moment”, kata saya kepada seorang kolega berkebangsaan asing. “Because government has facilitated me infrastructure elevated busway, acces to busssines distric of CBD Jakarta very clear now.”

Si bule cuma manggut-manggut sebab ia tak paham detilnya jalan Ibu Kota. Wow, Rp 2,3 triliun buat jalan layang 9,3 kilometer, plus 5 kilometer jalur umum dirampas ke Puri Beta karena perencanaan tata kota show-off dari awal.

Bus bongsor tak bisa memutar di shelter Adam Malik, dan akhirnya Pemprov DKI harus berbaik-baik dengan Pemerintah Kota Tangerang agar transjakarta dapat akses memutar arah di perumahan Puri Beta.

Ketergantungan itu dimanfaatkan secara cerdik oleh Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, sebab secara kilat ia dapat konsesi jalur transjakarta akan diperpanjang sampai ke Poris di kawasan Tangcity.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com