Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mulia Nasution
Jurnalis

Jurnalis yang pernah bekerja untuk The Jakarta Post, RCTI, Transtv. Pernah bergiat menulis puisi, cerita pendek, novel, opini, dan praktisi public relations . Kini menekuni problem solving and creative marketing. Ia mudah dijangkau email mulianasution7@gmail.com

Nikmatnya "Elevated Busway" Ciledug-Tendean, Kemewahan Tiada Tanding

Kompas.com - 23/08/2017, 15:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Luar biasa hikmah di balik kecerobohan, dan warga Ciledug yang selama puluhan tahun jalan rayanya dibiarkan killing fields bagi pemobil seperti saya, layaknya dapat durian runtuh.

Tapi keberuntungan yang paling penting, harga tanah di Ciledug memang tidak meroket edan seperti tetangga elitenya yang dikuasai konglomerat properti di Bintaro, Graha Raya, Alam Sutra, BSD City, Green Lake City, Puri Indah.

Sebab tidak ada lagi kawasan kosong yang bisa dipermainkan konglomerat dan spekulan supaya leluasa menjungkir-balikkan harga propert di Ciledug. Kawasan Ciledug kini padat pemukiman warga, hunian vertikal seperti apartemen pun jadi ceruk pasar bagi pengembang.

Ciledug telah jadi kota, bukan sekadar kecamatan. Outlet dan showroom mobil menjamur. Pusat jajan makanan mirip Newton Circle bertebaran, waralaba dari negara Paman Sam merebak di tepi jalan.

Ada pula berkah lainnya, warga Ciledug bila hari libur mudah menjangkau fasilitas publik dan arena leisure di kawasan elite sekelilingnya yang sangat dekat, sebab Ciledug berada di jantung kawasan mewah tersebut.

Ibaratnya, warga Ciledug membeli rumah dengan lebih murah tapi dapat halaman rumah tetangganya Alam Sutra yang harga tanah per meternya berkali-kali lipat.

Ingatan saya mundur jauh ke belakang. Sudah lama saya bermimpi sebagai warga negara republik, dan mungkin mimpi saya juga jadi mimpi ribuan, bahkan jutaan warga negara lainnya.

Sambil berimajinasi ke masa lampau, saya teringat penugasan homebase permanen pertama saya sebagai jurnalis RCTI di Batam, tahun 1994. Batam yang sangat berkembang secara infrastruktur dan ekonomi, tetap saja sumpek.

Ia tak lebih dari suburb area of Singapore. Dengan modal KTP dan paspor yang diterbitkan imigrasi Batam, saya tak perlu bayar pajak fiskal bila plesir ke Singapura atau Johor Bahru Malaysia.

Di sini, saya iri dengan negeri jiran, sebab pemerintahnya sangat berpihak kepada kepentingan publik, khususnya transportasi kota. Pasti saya sempatkan naik ferry 30 menit ke negeri jiran, sedikitnya satu kali dalam sebulan, hanya buat mengecup ice cream cup di Orchad Road, dan saya tidak pernah menginap sebab mahalnya ongkos hotel.

Naik bus, atau MRT bawah tanah di Singapura, dan seperti kota-kota megapolitan dunia yang pernah saya singgahi, sangat nyaman, mempersempit ketimpangan ekonomi dan sosial orang super kaya dan si melarat yang hidupnya papa.

Di Singapura naik bus atau MRT jauh lebih hemat ketimbang menunggang mobil pribadi atau cari tumpangan taksi, dan yang terpenting tetap punya dignity.

Nah, hari-hari ini, saya membayangkan dari atas elevated busway, di masa depan nantinya, keberpihakan kepada transportasi publik benar-benar diwujudkan dalam porsi lebih besar lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com