Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mulia Nasution
Jurnalis

Jurnalis yang pernah bekerja untuk The Jakarta Post, RCTI, Transtv. Pernah bergiat menulis puisi, cerita pendek, novel, opini, dan praktisi public relations . Kini menekuni problem solving and creative marketing. Ia mudah dijangkau email mulianasution7@gmail.com

Nikmatnya "Elevated Busway" Ciledug-Tendean, Kemewahan Tiada Tanding

Kompas.com - 23/08/2017, 15:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Apalagi sampai kini saya masih mendengar umpatan kesal teman-teman yang bermukim di kawasan Bekasi, atau Cibubur, karena jalan tol yang menghubungkan dengan Jakarta sering “lumpuh”.

Beruntung pula saya tidak berkantor di kawasan bisnis Jalan TB Simatupang sebab akses jalan tol JORR (The Jakarta Outer Ring Road ) Ciledug menuju Bekasi maupun Cibubur juga sering “lumpuh” saat saya terpaksa melintasi jalur yang “konon” bebas hambatan itu.

Kemewahan luar biasa bagi saya bila harus menemui klien di kantornya di Jalan Sudirman, kawasan bisnis Kuningan, atau kawasan SCBD, sebab saya cukup naik transjakarta dari Slipi karena ada aturan shocking ganjil-genap plat mobil.

Jauh lebih efisien, apalagi sopir ojek online selalu ramah melayani saya bila terpaksa harus menggunakan jasa mereka.

Dalam hati terdalam, saya berteriak, I love you, Ciledug! I love you transjakarta

Mobil sport utility vehicle buatan Amerika Serikat yang saya beli lima tahun lalu, kini sering “bercucur air mata” di garasi, sedih ditinggal sama pemiliknya, sebab ia tak punya lisensi naik ke jalan layang busway.

Berbeda dengan si bongsor buatan Swedia yang kini rajin saya tumpangi sambil berimajinasi warga negara republik tak hanya sumber obyek suara saat pesta demokrasi lima tahunan.

Sebab bagi saya, pemerintah selama ini hanya pintar memeras pajak dari warganya, tapi birokrasi mereka bukan pelayan terhormat bagi hak-hak publik warga negaranya, termasuk dalam urusan transportasi.

Akal sehat saya terganggu saat pemerintah menciptakan kesenjangan luar biasa di bidang ekonomi dan sosial, sebab meliberalisasi pasar sambil berpura-pura pro-rakyat kecil.

Sesungguhnya kebijakan undang-undangnya tak sedikit yang mencederai cita-cita luhur para pendiri bangsa, bahkan banyak praktik perilaku aparatnya sangat tidak mengayomi rakyat berskala ekonomi kecil.

Saya hanya mampu menjerit di dalam hati. Hak saya hanya mengutuki diri sendiri sambil membayangkan suatu hari nanti dapat menikmati ice cream cup secara leluasa di pinggir Jalan Sudirman-Thamrin, dan tetap merasa punya dignity di tengah lalu-lalang warga negara asing.

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan Koridor 13 transjakarta yang melayani rute Kapten Tendean-Ciledug, Rabu (16/8/2017). Peresmian ditandai dengan pengguntingan balon oleh Djarot bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.KOMPAS.com/NURSITA SARI Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan Koridor 13 transjakarta yang melayani rute Kapten Tendean-Ciledug, Rabu (16/8/2017). Peresmian ditandai dengan pengguntingan balon oleh Djarot bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
Saat dulu saya leyeh-leyeh di bangku kayu dalam naungan pohon rindang Orchad Road, tak pernah ada wajah asing yang mencibir aneh, apalagi sampai mengejek saya sebagai turis dari negara kaya tapi miskin moral, dan keteladanan yang jujur.

Wow, perlahan hati saya lebih terhibur. Jakarta telah memulai debutnya dengan transjakarta. Kini digarap pula MRT, LRT, semua dalam tahap finishing. Hebat!

Memang, paradigma bangsa ini harus berubah dalam kebijakan transportasi publiknya, bila tidak warga negaranya hanya akan jadi “penumpang gelap” di seberang gedung-gedung pencakar langit milik korporasi raksasa dari negara Paman Sam, Tiongkok, Hongkong, Korea, Jepang, Inggris.

Baca juga: Halte Cipulir di Koridor 13 Transjakarta Dilengkapi Eskalator

Pemerintahan boleh datang dan pergi, tapi negara dan bangsa ini harus selalu berdaulat, dan warga negaranya tetap kelas satu di Tanah Air-nya.

Pagi di hari Senin 21 Agustus, saya terpaksa membawa mobil, sebab harus menemui calon klien yang tak terjangkau jalur transjakarta. Dari rumah start awal pukul 05.57 Wib, mengantar ponakan Aditya ke sekolahnya di SMA 3 Kota Tangerang di Ciledug yang memang harus saya lewati.

Mau tau hasilnya? Saat saya memasuki gerbang parkir office building Wisma Sejahtera di Slipi, karcis parkir menunjuk pukul 08.02.59 Wib. It’s a crazy traffick jam!

Hati saya nelangsa. Berapa jam lagi waktu yang harus saya kuras sia-sia untuk sampai di kantor klien nantinya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com