Pak Ogah lainnya, Madun (50), menceritakan tidak semua anggota kelompoknya hanya mengatur arus lalu lintas.
Kebanyakan dari mereka merangkap berbagai pekerjaan selama seharian berada di jalan. Ada yang merupakan tukang ojek pangkalan sampai petugas parkir.
"Kalau kayak kami ini, nyari buat tambahan saja. Kayak teman saya, yang ngatur di putaran balik, sehari bisa dapat Rp 100.000 sampai Rp 150.000 dan enggak harus seharian, bisa nyambi jaga parkir," ujar Madun.
Mereka yang bekerja sebagai Pak Ogah juga beragam, mulai anak muda sampai mereka yang sudah dewasa, bahkan termasuk yang sudah kakek-kakek.
Tiap kelompok Pak Ogah membuat kawasannya masing-masing, dengan salah satu sosok yang dituakan dan dianggap sebagai pelindung mereka ketika bekerja.
"Banyak juga anak muda yang (umurnya) tanggung. Daripada enggak jelas mau ngapain, kami ajak ngatur jalan saja," ucap Madun.
Puluhan Pak Ogah yang telah dilatih rencananya akan dilantik secara resmi sebagai supeltas yang merupakan mitra Polri di Polda Metro Jaya pada Sabtu (26/8/2017) pagi esok.
Di sana, mereka akan menampilkan 12 gerakan dasar pengaturan lalu lintas yang telah dipelajari sepekan terakhir ini dan menerima atribut berupa kaos, rompi, topi, hingga peluit.
Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Satlantas Polres Tangerang Selatan Ajun Inspektur Satu Heri Sulistiono secara terpisah menjelaskan, para supeltas yang sudah dilatih turut didata oleh kepolisian.
Pelatihan juga tidak cukup hanya sampai mereka dilantik, tiap-tiap Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya akan terus membina mereka, bahkan menerima calon supeltas baru yang bersedia ikut pelatihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.