Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Dorong Peningkatan Keterwakilan Perempuan di Parlemen

Kompas.com - 27/08/2017, 15:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggap keterwakilan perempuan di parlemen maupun jabatan publik masih jauh dari rata-rata. Berdasarkan data 2014, untuk anggota DPR keterwakilan perempuan sebesar 17 persen, di DPD sebesar 26 persen, DPRD sebesar 16,4 persen, dan perwakilan di kabupaten dan kota sebesar 13,6 persen.

"Total rata-rata kursi yang diduduki wakil perempuan di legislatif hanya 14 persen. Ini nilainya kecil," ujar Sri di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (27/8/2017).

Indonesia telah menetapkan angka keterwakilan perempuan sebesar 30 persen. Namun jumlah tercapai di lapangan saat ini kondisinya masih jauh dari angka itu.

Sri mengatakan, peran perempuan juga tak kalah penting dengan laki-laki untuk mewakili aspirasi masyarakat. Di Kementerian Keuangan, Sri mengupayakan adanya perempuan yang menempati posisi strategis saat dilakukan mutasi atau promosi.

"Dari mulai eselon IV, III, II, saya akan meminta harus ada perwakilan perempuannya," kata Sri.

Baca juga: Sri Mulyani: Di Medsos Banyak Sekali Berita-berita Tidak Benar

Namun, di sisi lain, kualitas perempuan untuk menempati posisi tersebut juga perlu diperhatian. Jangan asal ada kuota untuk perempuan, maka menempatkan orang yang salah di posisi strategis. Karena itu, perlu ada kaderisasi dan pelatihan yang dilakukan perempuan untuk aktif berpartisipasi dalam jabatan publik.

Di tingkat dunia, rata-rata keterwakilan perempuan di pemerintah maupun legislatif sebesar 22,8 persen. Negara yang tinggi keterwakilan perempuannya yaitu Swedia, Norwegia, dan Finlandia.

Namun tidak semua negara demokratis menjamin adanya slot lebih untuk perempuan di jabatam penting. Di negara-negara Amerika misalnya, laki-laki masih jauh mendominasi.

Sri mengatakan, keterwakilan perempuan sedikit karena dipengaruhi beberapa hal.

"Mulai dari di rumah, famili tidak dukung, sampai sosial kultural, dan padahal yang sifatnya peraturan, legal," kata Sri.

Karena itu, kata Sri, perempuan jangan ragu untuk berpolitik. Mereka harus menunjukkan kualitas diri mereka setera bahkan lebih dari laki-laki. Perempuan harus memiliki pemikiran dan kelakukan yang baik agar ada kesan baik juga dari publik.

Sri mengatakan, hasil studi memperlihatkan bahwa dewan direksi yang dikelola perempuan biasanya lebih baik dan tingkat korupsinya rendah.

"Jadi parpol kalau wanitanya lebih banyak, harusnya korupsinya juga lebih rendah," kata Sri.

"Tolong itu jadi bukti, kita menyumbang jangan hanya karena kita berbeda jenis kelamin, tapi  karena bawa kebaikan bangsa dan negara," tambah dia.

Kompas TV Pemerintah "Pede" Genjot Infrastruktur di 2018
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com