DEPOK, KOMPAS.com - Jembatan yang sempat ambruk di perbatasan antara Kelurahan Ratujaya dan Keluraan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Depok, diketahui pernah diusulkan oleh warga untuk segera diperbaiki.
Usulan itu disampaikan saat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Cipayung pada 2016 yang lalu.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Andi Lala menyatakan bahwa dirinya-lah yang saat itu menjadi orang yang menyampaikan usulan dalam Musrenbang yang disebutnya dihadiri pejabat dari Bappeda Kota Depok, anggota DPRD Kota Depok dari dapil setempat, serta jajaran pejabat dari Kecamatan Cipayung.
"Waktu rapat Musrenbang 2016 di GOR Haji Doni saya usulin tolong jembatannya didandanin. Karena usianya udah 30 tahun dan sering dilewatin alat berat," kata Andi saat ditemui Kompas.com, Selasa (29/8/2017).
Menurut Andi, saat Musrenbang digelar, dirinya masih menjabat sebagai Ketua RW 1 Kelurahan Cipayung.
Baca: Tanpa APBD, Warga di Depok Patungan Perbaiki Jembatan yang Ambruk
Ia mengaku tidak tahu kenapa jembatan tersebut tak kunjung diperbaiki hingga akhirnya ambruk setelah dilintasi oleh sebuah truk pada 14 Agustus 2017.
"Mungkin enggak diprioritaskan ya. Jadi masyarakat yang akhirnya turun langsung," ujar Andi.
Pasca ambruk, warga yang tinggal di sekitar jembatan diketahui saling urunan untuk memperbaiki jembatan. Tanpa mengandalkan APBD, jembatan yang sempat ambruk itupun kini sudah dapat dilintasi kembali.
Proses perbaikan jembatan dilakukan selama sehari penuh pada Senin (28/8/2017) kemarin. Dalam pengerjaannya, warga mendapat bantuan tenaga pekerja konstruksi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Depok.
Menurut Andi, total dana yang dihabiskan untuk memperbaiki jembatan mencapai Rp 15 juta. Sebagian besar dana digunakan untuk membeli 53 sak semen dan material lainnya. Jembatan terpantau berada di tengah-tengah permukiman penduduk.
Baca: JPO di Tanjung Barat Akan Berbeda dari Jembatan Aborsi di Stasiun UI
Jika datang dari arah Jalan Raya Citayam, waktu tempuh untuk mencapai lokasi mencapai sekitar 10-15 menit. Meski berada di tengah-tengah permukiman penduduk, jembatan ini berada di perbatasan antara Kelurahan Ratujaya dan Keluarga Cipayung.
Jembatan ini juga menjadi satu-satunya akses utama bagi kendaraan roda empat yang hendak melintas di lokasi tersebut. Andi menyatakan fungsi jembatan sangat vital bagi warga.
Sehingga pasca ambruk pada 14 Agustus lalu, banyak warga yang kesulitan untuk beraktivitas. Kondisi itulah yang akhirnya membuat warga memutuskan untuk urunan memperbaiki jembatan. Tanpa menunggu pelaksanaan perbaikan dari pemerintah.
"Kalau ngandelin pemerintah enggak bisa hari ini diusulin, terus langsung. Mesti dianggakan, direncanakan dulu. Sementara kita udah enggak sabar," kata Andi.