Saat itu, "sapi Pak Jokowi" telah dalam posisi siap dikurbankan. Petugas menarik keempat kaki sapi berwarna putih tersebut agar posisinya tidur menyamping.
Setelah posisi sapi telah sesuai yang diinginkan, petugas mengajak seluruh warga yang hadir turut mengumandangkan takbir.
Akhirnya prosesi pemotongan "sapi Pak Jokowi" berjalan lancar. Petugas pun memotong kepala sapi hingga terlepas dari lehernya.
"Tolong leher ditutup dengan karung biar enggak kena tanah ya mas," ujar petuguas paramedis veteriner dari Sudin KPKP, Suripto.
Sapi putih itupun ditarik menuju tenda yang telah didirikan untuk diperiksa organ dalamnya, dicacah dan kemudian dibagikan kepada warga.
"Dengan segala keterbatasan, kita pengen dapat hasil daging yang higenis, sehat dan bebas dari penyakit. Paling tidak kita cek kesehatan dulu sebelum dipotong atau antimortem, lalu setelah dipotong atau postmortem. Titik beratnya di organ dalam," papar Suripto.
Suripto memastikan hewan-hewan kurban di masjid raya ini sehat dan layak konsumsi masyarakat.
"Karena hewan sakit dilihat dari jeroannya. Yang ditakutkan kan hewan kena antraks atau radang limfa. Kasus terakhir di Kulon Progo, Yogyakarta. Kita lihat hasilnya bagus, limfa pipih dan meruncing dan tidak keluar nanah," ucapnya.
Selain memantau selama proses pemotongan, Suripto juga mendampingi proses pembagian hewan kurban.
Baca: Sapi Jokowi di Masjid Istiqlal Disebut Paling Berat
Dalam pembagian hewan kurban, ia menyarankan petugas memisahkan kantong plastik yang digunakan untuk menampung organ dalam dan daging hewan kurban.
"Organ dalam atau jeroan proses pembusukannya lebih cepat dan aroma menyengat, jadi harus dipisah saat dibagikan, jangan dicampur," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.