Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Terduga Pembunuh Pegawai Diklat BNN Lido...

Kompas.com - 05/09/2017, 08:58 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indria Kameswari (30), pegawai diklat Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido tewas dibunuh pada Jumat (1/9/2017). Terduga pelakunya tak lain adalah AM (40) yang merupakan suami Indria.

AM kemudian ditangkap petugas gabungan dari Polda Riau, Polres Bogor, dan BNN di Batam, Kepulauan Riau pada Minggu (3/9/2017) malam dan dibawa untuk penyelidikan di Polres Bogor pada Senin (4/9/2017) siang.

Kompas.com kemudian menyambangi rumah orangtua AM yang berada di Jalan Warakas 1 Gang II RT 09/02, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sebab, berdasarkan informasi dari kepolisian, AM beserta Indria sempat tinggal di sana. Fahmi (18), keponakan AM, anak dari kakak keempat AM Sitti Nurjanah menyampaikan bahwa pamannya dan Indria sempat tinggal di Warakas selama kurang lebih tiga tahun.

"Memang, om sama tante (Indria) sempat tinggal dua-tiga tahun di sini ya tetapi saya jarang ketemu. Karena saya sendiri sama Mama tinggalnya itu di wilayah Cengkareng. Om juga katanya jarang ke sini (Warakas). Kan, sama istrinya ngontrak di Bogor," kata dia saat ditemui di rumahnya, Senin (4/9/2017).

(Baca juga: Keluarga Sebut Pegawai BNN yang Tewas Sempat Ancam Bunuh Pelaku)

Senin itu, kondisi rumah orangtua AM yang ditempati lima kepala keluarga (KK) tersebut sepi. Rumah dua lantai dengan cat dominan hijau putih tersebut tergolong mewah lantaran terdapat dua unit mobil dan beberapa motor yang di parkir di area rumah tersebut.

Fahmi juga mengaku tidak tahu menahu atas dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh AM terhadap Indria.

"Enggak tahu saya, tidak tahu sama sekali, yang saya tahu om ini orangnya baik, ramah, dan enggak galak sama keluarga yang lain," kata dia. 

Jatuh sakit

Kabar AM yang ditangkap polisi atas dugaan pembunuhan terhadap istrinya membuat Asiah (60), ibunda AM jatuh sakit.

Asiah dirawat di RSUD Koja lantaran terkejut atas kabar penangkapan AM yang merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara itu.

"Ibu si Pak Haji (AM) masuk RSUD Koja. Si ibunya dirawat saat tahu anaknya (AM), sudah membunuh istrinya sendiri (Indria). Jadi sering pingsan, mungkin shock berat kali ya. Ada tiga hari lalu masuk ke RS," kata seorang tetangga orangtua AM yang bernama SM (59).

(Baca juga: Keluarga Sebut Pegawai BNN yang Tewas Suka Bersikap Kasar kepada Suami)

SM menambahkan, keluarga AM kini kebingungan lantaran AM ditangkap pihak kepolisian dan orang tua AM masuk rumah sakit. Menurut SM, AM terbilang orang yang baik dan ramah di mata tetangga.

"Sekarang keluarganya lagi kacau. Si Pak Haji (AM) mau masuk bui, bahkan ibunya sendiri masuk rumah sakit dirawat. Terkait sosok Pak Haji sendiri, baik dan ramah kalau tatap muka sama tetangga. Murah senyum di sini," kata dia. 

"Pak Haji dulu sempat tinggal bersama ya sama istrinya di sini (Warakas I) selama tiga tahunan lah," ujar SM.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com