Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rifki yang Kewalahan Tangani Sampah Warga Jati Bunder

Kompas.com - 07/09/2017, 13:42 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rifki Jawas, seorang petugas dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Badan Air, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta adalah salah satu petugas yang menangani masalah sampah di sungai Jati Bunder, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Rifki dan petugas lain UPK Badan Air secara rutin membersihkan sungai yang letaknya tak jauh dari kawasan Pasar Kambing tersebut.

Meski sudah bekerja ekstra keras, Rifki dan rekan-rekannya merasa kewalahan menangani sampah yang volumenya tak pernah berkurang.

"Bagaimana tidak kewalahan, setiap hari kali bersihkan, kami sisir dari kawasan atas ke bawah. Eh begitu sampai bawah, yang atas sudah penuh sampah lagi," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (7/9/2017).

Baca: Warga Jati Bunder Diminta Ikut Jaga Kebersihan Sungai

Rifki mengaku, telah melakukan beragam cara untuk membuat agar warga tak lagi membuang sampah ke sungai.

"Pernah kami gantungkan karung di tepian sungai setiap 10 meter, harapannya agar warga membuang sampah di situ. Lalu paginya kami akan ambil kembali sampahnya dan begitu seterusnya," kata dia.

Namun usaha ini dapat dikatakan sia-sia. Bukannya warga menjadi tertib, karung-karung yang telah digantungkan di tepi sungai justru diambil warga.

"Karungnya hilang, warga tetap melemparkan sampah ke sungai, sampai kami bingung mau berbuat bagaimana lagi. Sudah diberi kemudahan kan padahal," lanjutnya.

Merasa gagal dalam upaya tersebut, Rifki dan rekan-rekannya yang difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup DKI menghubungi lurah dan camat setempat untuk membantu mensosialisasikan masalah ini.

"Sosialisasi juga sudah berjalan, tapi karakter warganya tidak juga berubah. Tetap saja seperti itu, sudah jadi kebiasaan soalnya," kata dia.

Padahal, lanjutnya, penampungan sampah sementara sudah tersedia di kawasan Pasar Kambing yang lokasinya tak jauh dari pemukiman warga.

"Sebetulnya kalau mau jalan sebentar itu ya ada tempat sampah. Kalau begini terus, sungai kotor terus, kami yang babak belur dimarahi kadis (kepala dinas), disangkanya enggak pernah kerja," keluhnya.

Rifki dan 17 orang petugas UPK Badan Air hanya mampu membersihkan sekitar 100 meter sungai setiap harinya, mengingat banyak lokasi lain di kawasan Tanah Abang yang juga harus ditangani.

Dalam pengangkutan sampah dari Sungai Jati Bunder, para petugas UPK Badan Air menemui sejumlah kendala salah satunya adalah tak tersedianya lokasi penampungan sampah sementara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com