Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Tak Boleh Rumah Sakit Lakukan Pemeriksaan yang Mengada-ada

Kompas.com - 12/09/2017, 10:16 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau rumah sakit untuk tidak membebani pasien dengan melakukan pemeriksaan yang mengada-ada.

"Saya sampaikan kepada Pak Koesmedi (Kadis Kesehatan) tidak boleh rumah sakit melakukan pemeriksaan yang mengada-ada sehingga membebani pasien," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (12/9/2017).

Himbauan itu muncul setelah adanya kasus bayi Tiara Debora meninggal di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, pada 3 September 2017. Bayi itu meninggal setelah ditolak di ruang rawat intensif khusus untuk anak atau pediatric intensive care unit (PICU) di rumah sakit tersebut karena orang tuanya tidak sanggup membayar uang muka perawatan sebesar Rp 19,8 juta pada saat itu juga.

Pihak keluarga telah menjanjikan akan melunasi uang muka pada siang hari dan menyatakan punya kartu BPJS Kesehatan. Namun pihak rumah sakit bergeming. Lunasi uang muka sebelum masuk PICU atau cari rumah sakit lain.

Baca juga: Andai RS Tak Kurang Informasi dan Bayi Debora Dapat Ruang PICU

Terkait kasus itu, Djarot kemudian menyinggung sejumlah praktik nakal rumah sakit yang dampaknya membebani pasien. Ia mencontohkan, pasien telah di-rontgen ketika menjalani pemeriksaan kesehatan kepada seorang dokter. Saat pindah ke dokter lain, pasien tersebut kembali diminta melakukan rontgen meski dokter sudah menerima hasil rontgen.

"Berarti ini motifnya sudah berbeda. Hal seperti ini sebetulnya jadi kode etik rumah sakit dan kode etik dokter," ujar Djarot.

Dalam kasus bayi Tiara Debora, Djarot meminta Dinas Kesehatan untuk mendengar cerita keluarga Debora. Djarot meminta kasus itu menjadi pembelajaran bagi RS Mitra Keluarga Kalideres dan rumah sakit lainnya.

"Semua harus terima, tidak boleh diskriminasi gara-gara kamu miskin tidak punya uang muka, kemudian kamu ditelantarkan," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com