Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Janji Lunasi Ganti Rugi Pembebasan Lahan Warga untuk "Underpass" Bulak Kapal

Kompas.com - 12/09/2017, 21:46 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melakukan pembebasan lahan untuk membangun underpass dan flyover Bulak Kapal Kota Bekasi. Namun, dari pembebasan tersebut, penggantian rugi untuk warga belum semua terbayarkan.

“Kita sudah ada wacana untuk pembayaran (ganti rugi) ke warga yang belum (menerima). Sudah ada anggaran untuk tahun 2017. Tapi kita kembali lagi kesiapan kepemilikan itu sendiri,” ujar Pelaksana Bidang Pertanahan, Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkintan) Kota Bekasi, Nuryani saat melakukan pembongkaran rumah warga di Jalan Juanda Kota Bekasi, Selasa (12/9/2017).

Ia menjelaskan, Pemkot Bekasi ingin menyelesaikan pembayaran, namun terkendala di lapangan. Sebab, beberapa pemilik rumah atau lahan tidak bisa ditemui dan dihubungi.

“Kita sudah bekerjasama dengan pihak Kelurahan Margahayu, Duren Jaya, dan Aren Jaya. Targetnya tahun ini selesai bongkar dan pembayaran pembebasan. Karena uangnya sudah ada. Jadi kita maunya targetnya tahun ini selesai dibayar-bayar,” kata Nuryani.

Baca: Bangun Underpass, Pemkot Bekasi Bongkar 37 Bangunan Milik Warga

Dia mengatakan, selain karena beberapa warga sulit ditemui, anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak menentu untuk pembebasan underpass dan flyover Bulak Kapal.

Menurut Nuryani, hal tersebut membuat pembayaran pembebasan dilakukan secara bertahap karena setiap tahunnya alokasi dari APDB Kota Bekasi berbeda-beda. Sementara itu, anggaran pembebasan lahan keseluruhan untuk underpass dan flyover Bulak Kapal dari tahun 2014 hingga 2017 berkisar Rp 100 milyar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan luas lahan yang sudah ditertibkan dan sudah dilakukan pembayaran antara lain 4.324 meter di Kelurahan Aren Jaya, 3.792 di Margahayu, dan 1.387 di Duren Jaya.

“Kekurangan yang belum dilakukan pembayaran di Aren Jaya sekitar 1.000 meter, di Margahayu 2.300, dan di Duren jaya tidak sampai 4.000 meter,” ujar Tri.

Baca: Sejumlah Warga Tak Keberatan Bangunan Dibongkar untuk Underpass Bulak Kapal

Untuk membuat underpass dan flyover Bulak Kapal, lanjut Tri, dibutuhkan lahan sekitar 13.000 meter.

“Jadi saya kira alhamdulillah proses mekanisme pembebasan saat ini tidak lagi mengacu pada satu NJOP dan tidak semena-mena masyarakat menetapkan harga, kita sudah menentukan melalui proses yang berpatok pada nilai keadilan,” kata Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com