Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Djarot Mewakili Jokowi-Ahok di Akhir Jabatan Gubernur 2012-2017

Kompas.com - 14/09/2017, 09:11 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Posisi Gubernur DKI Jakarta pada periode 2012-2017 dijabat oleh tiga orang. Awalnya, Joko Widodo atau Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah terpilih pada Pilkada DKI 2012 bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pada 2014, Jokowi terpilih menjadi presiden RI. Posisinya sebagai gubernur digantikan Ahok. Ahok kemudian memilih Djarot Saiful Hidayat untuk mendampinginya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.

Namun, Ahok mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah putusan pengadilan yang menyatakan ia bersalah dalam kasus penodaan agama. Djarot pun menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta sebelum akhirnya dilantik menjadi gubernur pada 15 Juni 2017.

Kini, masa jabatan Djarot akan segera berakhir. Djarot akan melepas jabatannya pada 15 Oktober 2017. Dia pun menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban akhir masa jabatan (LKPJ-AMJ) Gubernur Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2017 dalam rapat paripurna yang digelar DPRD DKI Jakarta, Rabu (13/9/2017) sore.

Baca juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Ini Pekerjaan yang Akan Dibereskan Djarot

Dalam pidatonya, Djarot mewakili Jokowi dan Ahok mengucapkan terima kasih di hadapan anggota DPRD DKI, pejabat Provinsi DKI Jakarta, para PNS, dan seluruh peserta rapat paripurna yang hadir.

"Saya atas nama Pak Jokowi dan Pak Basuki Tjahaja Purnama mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pimpinan dan segenap anggota DPRD DKI Jakarta serta seluruh komponen atas kerja sama, partisipasi, dan dedikasi di dalam melaksanakan pembangunan di DKI Jakarta tahun 2013-2017," kata Djarot.

Djarot juga mewakili Jokowi dan Ahok untuk meminta maaf selama berlangsungnya kepemimpinan lima tahun terakhir.

"Sekaligus saya mewakili Pak Jokowi dan Pak Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan permohonan maaf setinggi-tingginya dan sedalam-dalamnya kepada seluruh pemangku kepentingan di Jakarta apabila selama masa kepemimpinan ada tindakan perbuatan yang khilaf," ucapnya.

Banggakan pencapaian

Dalam rapat paripurna itu, Djarot memaparkan berbagai pencapaian yang diraih Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun terakhir. Mulai dari pencapaian di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, pengembangan sistem transportasi, antisipasi banjir dan persoalan lingkungan, hingga pendidikan.

Dia juga menjelaskan indeks pembangunan manusia (IPM) di Jakarta yakni 78,08 pada 2013 dan meningkat hingga 79,60 pada 2016. Dia menyebut, IPM DKI Jakarta paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya.

Tidak hanya itu, Djarot juga menyampaikan banyaknya pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Seusai rapat paripurna, Djarot menceritakan kepemimpinan Jokowi dan Ahok saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Djarot menuturkan, periode kepemimpinan 2012-2017 dimulai Jokowi dengan meletakkan dasar program untuk memberi perhatian kepada wong cilik.

"Yang diletakkan Pak Jokowi ketika membikin suatu perubahan mendasar di dalam pembangunan di Jakarta, terutama pemberian perhatian kepada wong cilik, pada masyarakat yang berpenghasilan rendah," ujar Djarot.

Beberapa program untuk wong cilik yakni pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ditingkatkan menjadi Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), subsidi iuran BPJS Kesehatan, hingga integrasi akta kelahiran dengan BPJS Kesehatan.

Lihat juga: Djarot: Pak Jokowi Perhatikan Wong Cilik, Ahok Kerja Sampai Pagi

Selain Jokowi, Djarot juga menyinggung kinerja Ahok. Selama menjadi gubernur, Ahok bekerja dari pagi hingga pagi untuk melayani masyarakat.

"Saya tahu kerjanya Pak Ahok mulai dari pagi sampai dengan pagi lagi, sekarang dibebankan tanggung jawab pada saya dan itu akan saya lakukan," ucapnya.

Djarot menyebut semua pekerjaan yang dilakukan Jokowi, Ahok, dan dirinya semata-mata untuk kemajuan Kota Jakarta dan memberikan pelayanan terbaik kepada warga Jakarta. Meski begitu, dia meyakini masih ada kekurangan yang harus terus dibenahi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com