Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Pembunuhan Pasutri di Benhil oleh Mantan Karyawannya

Kompas.com - 14/09/2017, 15:56 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Husni Zarkasih dan istrinya Zakiah Husni dibunuh oleh tiga mantan karyawannya. Pengusaha garmen itu dibunuh oleh para pelaku lantaran sakit hati tak diberi pesangon.

Ketiga pelaku tersebut bernama Ahmad Zulkifli, Engkos Koswara dan Sutarto. Otak dari pembunuhan keji ini adalah Zulkifli yang notabene adalah sopir pribadi korban.

"Inisatifnya adalah si mantan supirnya inisial Zul itu. Punya inisiatif untuk melakukan perampokan karena yang bersangkutan sakit hati diberhentikan dari pekerjaannya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/9/2017).

Argo menceritakan, awal mula perencanaan pembunuhan itu terjadi di rumah kontrakan Zulkifli di kawasan Tangerang pada Minggu (10/9/2017) lalu.

Di tempat itu, Zul menghasut Engkos dan Sutarto untuk membunuh kedua bosnya. Engkos dan Sutarto bernasib sama dengan Zul. Keduanya diberhentikan tanpa diberikan pesangon.

"Dia (Zul) mengajak melakukan perampokan di rumah korban," ucap dia.

Baca: Pembunuh Pasutri di Benhil Buang Brankas Korban di Purbalingga

Pada Minggu sore itu, Zul bersama Engkos dan Sutarto menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan untuk melancarkan aksi mereka.

Mereka menyiapkan besi, tali serta lakban. Sekitar pukul 18.00 WIB, ketiga pelaku mendatangi rumah korban di Jalan Pengairan, Benhil, Jakarta Pusat. Mereka mengetuk pintu rumah mantan bosnya itu dan dibukakan oleh Zakiah.

Ketiganya dipersilahkan masuk dan disambut hangat oleh Zakiah yang masih menggunakan munkena. Mendapat kunjungan dari mantan karyawannya, Zakiah berniat menyuguhkan mereka air minum.

"Korban pertama si ibu (Zakiah) ini habis melakukan sembahyang kemudian namanya mantan supir jadi kenal ya, dateng, kemudian pas korban mau ke dapur mau membuat minum kemudian di sekap dan dipukuli," kata Argo.

Usai menghabisi Zakiah, para pelaku menyeretnya ke kamarnya. Mereka menunggu Husni yang saat itu masih berada di mushala untuk menunaikan shalat Maghrib.

Baca: Pembunuh Pasutri di Benhil Bawa Barang Korban Senilai Rp 1 Miliar

Tak selang berapa lama, Husni tiba di rumahnya. Para pelaku langsung bersembunyi. Ketika Husni lengah, para pelaku langsung menyerang pengusaha garmen itu hingga tak berdaya. Saat diserang, Husni masih mengenakan baju koko serta sarung.

"Setelah meninggal sama-sama diikat. Kemudian dibungkus bedcover dan dimasukkan kebagasi mobil milik korban," ujarnya.

Argo menambahkan, setelah korbannya tak bernyawa para pelaku menggasak barang berharganya.

Setelah, barang berharga korban dikuras, pelaku membawa jasad pasutri itu dan barang hasil rampasanya menggunakan mobil Altis milik korban.

Menurut Argo, awalnya para pelaku mau membuang jasad mantan bosnya itu di Pekalongan. Mereka berniat membuang jasad itu di tanah kelahiran bosnya.

Namun, ketika diperjalanan niatan itu berubah dan para pelaku memutuskan membuang jasad korban di Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah.

"Tapi ternyata didijalan berubah haluan karena si sopir tersangka ini si Zul ini asli Purbalingga ya, dan akhirnya memutuskan dibuang ke Purbalingga," ujarnya.

 

Baca: Pembunuh Pasutri di Benhil Terancam Hukuman Mati

Akhirnya, pada Senin (11/9/2017), kedua korban ditemukan mengambang di Sungai Klawing, Purbalingga. Saat ditemukan, jenazah kedua korban terbungkus bedcover.

Selang satu hari, para pelaku ditangkap saat sedang foya-foya di sebuah hotel di kawasan Grobogan, Jawa Tengah.

Polisi menjerat ketiganya dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan atau Pasal 365 KUHP tentang Pencurian Disertai Kekerasan dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Kompas TV Pembunuh Pasutri Pengusaha Garmen Ini Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com