JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mempertemukan warga rusun yang menunggak sewa dengan pejabat Dinas Perumahan dan Permukiman DKI Jakarta.
Salah seorang warga dari Rusun Marunda, Sri Rahayu, menceritakan kesulitannya membayar tunggakan rusun di depan Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Agustino Darmawan.
"Dari 2014 sudah nunggak setahun, itu bunga terus berjalan. Di 2015 saya enggak bisa mencicil. Disuruh cicil Rp 1 juta sebulan, dari mana saya uang segitu? Buat makan saja susah!" ujar Sri di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (14/9/2017).
Sri menjelaskan, kondisi yang dia alami sampai membuatnya menunggak uang sewa rusun. Ketika masuk rusun pada 2014, Sri masih memiliki pekerjaan.
Baca: Penghuni Rusun Muara Baru Kesulitan Bayar Sewa karena Terbebani Biaya Air Bersih
Namun setiap dia ingin membayar cicilan, Bank DKI selalu off line. Kemudian, Sri dipindahkan ke kawasan Sudirman.
"Jauh loh Pak dari Marunda ke Sudirman. Akhirnya saya berhenti kerja. Sampai saya menikmati pelatihan kursus menjahit di Marunda," ujar Sri.
Sri pun akhirnya membuka jasa menjahit di unit rusunnya. Sri juga menceritakan kondisi di Rusun Marunda saat ini.
Dia mengatakan, banyak warga rusun yang mampu tetapi mendapatkan subsidi dan Kartu Jakarta Pintar.
"Bapak tahu orang berusaha bayar cicilan, itu rentenir di rusun yang tambah kaya. Orang takut diusir otomatis orang pinjam ke rentenir. Bapak pikir jadi orang di rusun kalau begitu," kata Sri.
Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Agustino menegaskan, pihaknya tidak akan mengusir warga tidak mampu yang menunggak rusun.
Dia tidak ingin siklus warga yang masuk ke rusun berputar begitu saja. Kecuali untuk warga yang mampu, Pemprov DKI akan meminta mereka mengosongkan unit rusun jika tidak mau membayar.
"Masa sekarang kita berputar pada hal yang sama, dikeluarkan dan dimasukkan lagi. Sekarang bagaimana kita membina mental dan sebagainya," ujar Agustino.
Baca: Setelah Disegel, Penghuni Rusun Tambora Minta Klarifikasi Pengelola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.