JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan, lahan milik PT KAI di Kampung Bandan, Jakarta Utara, yang akan dijadikan depo Mass Rapid Transit (MRT) jalur Selatan-Utara, saat ini masih dihuni warga.
Menurut William, ada sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) yang tinggal di lahan tersebut.
"Ada pemukim yang kami identifikasi itu sekitar 1.500 KK," ujar William, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (18/9/2017).
William menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat telah memerintahkan jajarannya untuk segera membebaskan lahan tersebut dan merelokasi warga di sana.
"Itu segera dicarikan mekanisme untuk penghunian kembali sehingga kawasan itu bisa benar-benar bebas untuk dimanfaatkan sebagai depo Kampung Bandan," kata dia.
(baca: Djarot Minta PT KAI Berikan HPL di Kampung Bandan kepada Pemprov DKI)
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta masih menunggu kepastian penggunaan lahan tersebut. William menyebut Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) akan memfasilitasi percepatan kepastian penggunaan lahan itu.
Akibat belum adanya kejelasan penggunaan lahan, PT MRT belum bisa menentukan trase definitif atau final dari Kota ke Kampung Bandan.
"Indikatif itu kan cuma yang di Kampung Bandan. Ini kan cuma masalah lahan, tapi kalau lahannya sudah selesai, ya sudah. Trasenya sudah ada, tinggal lahannya harus bebas dulu," ucap William.
Sementara itu, trase Bundaran HI-Kota sudah definitif. PT MRT Jakarta sudah bisa melakukan rencana pembangunan jalur MRT dari Bundaran HI ke Kota.