Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Manajemen RS Mitra Keluarga Kalideres soal Sanksi dari Dinkes DKI

Kompas.com - 25/09/2017, 20:25 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjatuhkan sanksi kepada RS Mitra Keluarga Kalideres terkait kasus meninggalnya bayi Tiara Debora.

Salah satu sanksinya adalah menyuruh rumah sakit merombak manajemen dan pimpinan RS paling lambat 1 bulan.

Terkait itu, Kepala Humas RS Mitra Keluarga Kalideres Nendya Libriani mengaku menghornati sanksi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"Rekomendasi yang disampaikan pada hari ini tentu akan kami pelajari dan kami akan melakukan konsolidasi internal. Intinya kami akan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi ke depan," ujar Nendya di Kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jalan Kesehatan, Senin (25/9/2017).

Selain itu, RS Mitra Keluarga Kalideres juga harus segera melakukan akreditasi kembali. Setiap rumah sakit harus melakukan akreditasi setiap 2 tahun.

 

Baca: RS Mitra Keluarga Kalideres Diberi Sanksi Rombak Manajemen hingga Pimpinannya

Sejak Juni lalu, RS Mitra Keluarga Kalideres sudah harus melakukan akreditasi ulang. Jika dua hal itu tidak dilakukan, maka Pemprov DKI tidak akan memberikan izin operasional.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan rumah sakit juga harus rutin melapor kepada Dinkes.

"Melakukan sinergi dengan Dinas Kesehatan dengan melakukan laporan resmi tertulis per bulan tentang capaian perbaikan pelayanan sampai rumah sakit terakreditasi," kata Koesmedi.

Tim investigasi bentukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan audit medis dan manajemen terhadap RS Mitra Keluarga Kalideres.

 

Baca: Direktur RS Mitra Keluarga Kalideres Kurang Paham UU Rumah Sakit

Berdasarkan audit tersebut, ada 7 rekomendasi yang diberikan tim kepada RS Mitra Keluarga Kalideres. Pertama, RS wajib melakukan kredensialing untuk mengizinkan staf medis melakukan asuhan medis tanpa supervisi.

RS juga diminta membuat regulasi penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). Selain itu, RS juga harus melakukan akreditasi, menetapkan ulang kelas RS, melaksanakan diklat mutu pelayanan dan direksi dan pimpinan rumah sakit.

Kemudian, rumah sakit juga diminta meningkatkan kompetensi dokter maupun perawat. Rumah sakit juga diminta merestruksi manajemen RS.

Kompas TV Pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, membantah jika pihaknya dituding tidak menangani bayi Debora secara maksimal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com