TANGERANG, KOMPAS.com - Kasat Narkoba Polresta Tangerang Komisaris Sukardi menyebutkan kasus peredaran obat terlarang yang dijual melalui warung kelontong di Desa Kemiri, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, baru mereka temui kali ini.
Biasanya, pelaku pengedar obat terlarang tidak menggunakan warung kelontong sebagai kamuflase dalam menjual barang ilegal tersebut.
"Kasus tersebut baru pertama kali kami temukan. Biasanya, penjual obat terlarang buka usaha apotek atau toko kosmetik, warung kelontong baru kali ini," kata Sukardi saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (26/9/2017) siang.
Dalam kasus yang baru saja diungkap pada Senin (25/9/2017) kemarin, dua pelaku penjual obat terlarang sekaligus pemilik warung kelontong langsung diamankan, atas nama Damin (36) dan Eko (20).
Baca: Obat Terlarang Dijual di Warung Kelontong di Tangerang Dihargai Rp 5.000-10.000
Mereka mengaku sudah menjual obat-obatan terlarang jenis Hexymer dan Tramadol selama dua pekan terakhir.
"Cara mereka jualan juga tidak lazim hingga memancing kecurigaan warga sekitar. Jadi, buka sebentar, lalu tutup. Kemudian buka lagi, tidak lama tutup, seperti itu," tutur Sukardi.
Dalam sehari, para pelaku bisa menjual ribuan butir obat kepada pembeli yang rata-rata masih termasuk kalangan anak muda. Harga yang ditawarkan pun murah, mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 10.000.
"Pelaku bisa untung sampai Rp 400.000. Satu pelaku bahkan bisa mengupah karyawannya yang satu itu sehari Rp 100.000 dari penjualan obat-obatan terlarang," ujar Sukardi.
Kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai aktivitas jual-beli di warung kelontong milik para tersangka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.