Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tajudin, Driver Ojek Online yang Bekerja Bawa Dua Anaknya

Kompas.com - 27/09/2017, 08:58 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa kemarin, Muhamad Tajudin (31) tinggal di rumahnya, tak bekerja sebagai ojek online seperti biasanya. Dia harus mengurus si bungsu karena sedang sakit.

Ya, Tajudin adalah pengemudi ojek online yang saat bekerja menarik penumpang, dia membawa dua anaknya. Kisahnya ini viral di media sosial.

Tajudin bercerita, dia harus membawa kedua anaknya yang berusia 7 tahun dan 1 tahun saat mengojek. Sebab, dua pekan lalu, istrinya pergi meninggalkan mereka, entah ke mana. Mereka kini tinggal di rumah saudaranya.

"Biasanya saya ajak kedua anak saya kerja, tapi ini yang kecil sedang sakit, jadi saya terpaksa tidak bekerja dulu," ujar Tajudin saat ditemui di kediamannya, di Jalan Tangki 1, Maphar, Tamansari, Kota Jakarta Barat, Selasa (26/9/2017).

Baca: Ditinggal Istri, Tajudin Terpaksa Ngojek Sambil Bawa Kedua Anaknya

Agar leluasa menjaga anak, Tajudin hanya melayani jasa mengantar barang. Dalam sehari, dia hanya mampu melayani empat kali pengantaran barang.

"Kalau terlalu banyak kan kasian juga anak saya," ucapnya.

Menurut Tajudin, putra pertamanya sekolah di Taman Kanak-kanak. Oleh sebab itu, dia baru bisa bekerja ketika putra pertamanya  pulang sekolah.

Baca: Kisah Tajudin, Antar Barang Berukuran Besar Sambil Membawa Dua Anak

"Kadang saya kasian juga anak saya diajak kerja begitu, kan kena panas di jalan. Tapi gimana lagi, kalau enggak diajak enggak ada yang jagain di rumah. Saudara saya kerja semua," ujarnya.

Tajudin bersyukur kedua anaknya tak pernah mengeluh saat diajak bekerja. Dalam sehari, dia bisa mendapatkan sekitar Rp 70.000.

Perjalanan Tajudin menjadi driver ojek online dengan membawa dua orang putranya pastinya tak mudah. Dia bercerita, beberapa hari lalu, dia sempat mendapatkan order mengantar barang dengan ukuran cukup besar.

"Barangnya itu dua dan besar, sepertinya bad cover, lalu saya tali di belakang. Anak saya satu di depan, yang satu di tengah-tengah antara saya dan barang," kata dia.

Meski demikian, ia bersyukur karena kedua putranya dapat mengerti kondisinya.

"Mereka sih enggak rewel tapi saya enggak tega sebenarnya membawa mereka kerja, kasihan," kata Tajudin.

Hingga hari ini, Tajudin masih setia bekerja sebagai pengemudi ojek online. Hanya satu yang ia cita-citakan, mendapatkan rezeki halal untuk membesarkan dan menyekolahkan kedua puteranya agar tak bernasib sama seperti dirinya.

Kompas TV Ojek Online: Permenhub Tidak Adil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com