JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada Senin (2/10/2017), Rumah Batik Palbatu di Tebet, Jakarta Selatan mengajak para penyandang disabilitas untuk belajar membatik dari proses menggambar hingga selesai.
Pendiri Rumah Batik Palbatu Budi Dwi Haryanto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan budaya batik kepada semua orang.
"Kami juga ingin mengundang teman difabel untuk berkiprah dan berkarya untuk budaya kita," kata Hary ditemui di lokasi, Senin.
Hary mengatakan Rumah Batik Palbatu selama ini sebenarnya terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar proses membatik. Bagi warga Palbatu sendiri tidak dikenakan biaya.
Baca: Ragam Motif Batik Betawi dari Berbagai Zaman
Kali ini, sebanyak 20 penyandang disabilitas dari siswa sekolah hingga ibu rumah tangga diberikan kain kecil seukuran sapu tangan. Mereka menggambar motif sendiri.
Ada yang menggambar Monas, ada yang menggambar bunga, maupun sekedar menuliskan nama sendiri.
Seorang penerjemah bahasa isyarat membantu para tuna rungu untuk memahami instruksi. Selama sekitar dua jam, mereka mengarsir gambar dengan lilin.
Setelah itu, mereka mewarnainya dengan teknik colet, yaitu memberi warna dengan menggunakan cotton bud.
"Teknik colet ini gampang, siapapun bisa. Kalau teknik celup kan agak lebih lama prosesnya," ujar Hary.
Baca: Hari Batik, Seratusan Anak TK di Kendal Membatik di Atas Kertas
Sesudah kering, baru kain batik direbus dan bisa digunakan. Ika Mailika, penyandang tuna rungu yang mengikuti kegiatan ini mengaku membatik cukup sulit baginya.
"Lumayan cukup sulit karena ini baru pertama kali," kata Ika.
Ika mengatakan ia senang akhirnya bisa belajar membatik. Sepulang dari Rumah Batik Palbatu, ibu rumah tangga ini berencana akan membatik sendiri.
"Mau membatik kalau ada waktu dan tidak terlalu sibuk," ujar Ika.